
TIKTAK.ID – Politikus Partai Gerindra, Arief Poyuono mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak perlu memiliki juru bicara (Jubir) baru pengganti Fadjroel Rachman. Arief menyebut Presiden Jokowi dapat meniru Presiden Kedua RI, Soeharto .
“Seperti Pak Soeharto saja, enggak usah ada Jubir-jubiran. Yang ada hanya menteri penerangan saja waktu itu,” ujar Arief Poyuono, seperti dilansir SINDOnews, Jumat (12/11/21).
Kemudian Arief menganalisis pernyataan Presiden Jokowi yang mengklaim masih mampu memberikan informasi ke masyarakat tanpa adanya Jubir.
Baca juga : Usai Tanam Padi Sambil Hujan-hujanan, Puan Panen Sindiran
“Saya rasa maksudnya Kang Mas itu Jubir Presiden tidak terlalu diperlukan saat ini,” ucap Arief.
Sebab, Arief menganggap pernyataan yang langsung disampaikan oleh Presiden Jokowi akan lebih valid. Oleh sebab itu, dia menilai Presiden Jokowi tidak perlu lagi memiliki seorang Jubir.
“Karena ada banyak pejabat yang harusnya bisa mewakili suara presiden dalam menyampaikan informasi-informasi kepresidenan, tapi tidak berfungsi. Contohnya Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Sekretariat Kabinet (Setkab), dan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo). Mereka itu kan bisa menjadi Jubir Presiden secara langsung,” tutur Arief.
Baca juga : KPK Tiba-tiba Diminta Hentikan Penyelidikan Dugaan Korupsi Formula-E, Ada Apa?
Arief pun menyatakan bakal lebih efektif dan efisien jika tidak ada lagi Jubir Presiden.
“Dengan begitu, justru dapat mengurangi miskomunikasi yang membuat masyarakat bingung. Irit anggaran juga, lantaran tidak perlu menggaji Jubir Presiden dan mengeluarkan anggaran untuk Jubir,” sambung Arief.
Pasalnya, Arief mengklaim selama ini Jubir Presiden maupun staf khusus presiden kerap membuat kekacauan informasi.
“Sehingga membuat gaduh saja, dan pada akhirnya Jokowi sendiri yang harus menjelaskan ke publik kalau sudah gaduh-gaduh,” ungkap Arief.
Baca juga : Beda dengan MUI, Gusdurian dan BEM UI Dukung Peraturan Kontroversial Nadiem Makarim
Untuk diketahui, Presiden Jokowi masih belum memilih Jubir baru setelah Fadjroel Rachman menjadi Duta Besar Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo menduga Jokowi trauma dengan Jubirnya yang lama.
“Mungkin Pak Jokowi agak trauma dengan Jubirnya yang kemarin. Jadi daripada Jubirnya kayak gitu sih mending gue sendiri deh, mungkin begitu,” kata Kunto, Jumat (12/11/21).
Baca juga : Ditantang Jokowi Balapan di Formula E Jakarta, Sean Gelael Tertawa
Kunto mengaku percaya dengan kemampuan komunikasi Jokowi yang sudah terbukti efektif.
“Bahkan juga mau di-doorstop oleh wartawan. Jadi menurut saya itu peranan Jubir jadi agak berkurang,” imbuhnya.