TIKTAK.ID – Baru-baru ini Jubir Kremlin, Dmitry Peskov menolak tuduhan media asing tentang rencana Rusia untuk “menyerbu wilayah Ukraina” sebagai tuduhan yang tak berdasar. Ia juga mengecam pemberitaan media barat yang menurutnya mencoba meningkatkan ketegangan antara Rusia dan negara-negara lain.
Karena itu, Kepala Staf Pertahanan Inggris Nick Carter berpendapat bahwa meningkatnya ketegangan antara Barat dan Rusia, membuat risiko perang yang tidak disengaja kini menjadi yang tertinggi dalam beberapa dekade, seperti yang dilansir Sputnik, Sabtu (13/11/21).
Dalam sebuah wawancara dengan Times Radio, Jenderal tinggi Inggris ini menyatakan bahwa Inggris dan seluruh dunia “jauh lebih kompetitif daripada kita bahkan sepuluh atau 15 tahun yang lalu”.
“Dan saya pikir sifat persaingan antara negara dan kekuatan besar mengarah pada ketegangan yang lebih besar. Kita harus berhati-hati agar orang-orang tidak membiarkan sifat suka berperang dari beberapa politikus kita berakhir pada posisi di mana eskalasi mengarah ke salah perhitungan,” tambahnya.
Carter menyebut “banyak alat dan mekanisme diplomatik tradisional” yang terkait dengan era Perang Dingin, yang menurutnya “sudah tidak ada lagi”.
“Dan tanpa itu […] ada risiko yang lebih besar. Itu tantangan nyata yang kita hadapi,” ia menambahkan.
Ketika ditanya apakah ketegangan Barat dengan Rusia dan risiko perang kini lebih besar daripada tahap mana pun dalam 44 tahun kariernya, Jenderal itu berkata, “Ya”, sambil menambahkan, “ketika Anda dan saya tumbuh dewasa, itu adalah dunia bipolar. Dua blok, Uni Soviet dan Barat. Kita sekarang memasuki periode di mana lebih multipolar.”
Carter kemudian menuduh bahwa Rusia siap melakukan yang terbaik untuk melemahkan Eropa barat dan AS, konon dengan menggunakan migrasi massal dan mengganggu pasokan gas Eropa. Hal ini mengacu pada persoalan imigran yang kini terkatung-katung di perbatasan antara Belarus dan Polandia, yang membuat meningkatnya ketegangan antardua negara.
Polandia dengan cepat menyalahkan Belarus dan Rusia atas apa yang disebut Warsawa mereka memfasilitasi migrasi ilegal untuk mengacaukan Uni Eropa.
Minsk dan Moskow menolak tuduhan itu dan menyatakan tuduhan itu sepenuhnya salah, dengan Pemerintah Belarusia mengaku bahwa mereka tidak memiliki dana untuk menghentikan masuknya pengungsi karena sanksi Eropa terhadap negara tersebut.