
TIKTAK.ID – Tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, tampak antusias menjelang Olimpiade pertamanya di Tokyo pada 23 Juli hingga 8 Agustus mendatang. Anthony bahkan bertekad bakal membawa pulang emas.
Anthony sendiri berhasil lolos ke multievent empat tahunan tersebut usai menempati peringkat lima race to Tokyo BWF Olympic Qualification. Ketika itu, dia mengumpulkan poin sebanyak 75,332.
Dalam ajang Olimpiade Tokyo, nantinya Anthony akan didampingi oleh Jonatan Christie yang juga lolos setelah bertengger di ranking tujuh dengan 72,940 poin. Keduanya pun akan bersaing untuk meraih hasil terbaik dengan pebulutangkis top lainnya, seperti Kento Momota (Jepang), Chou Tien Chen (Taiwan), dua tunggal Denmark Anders Antonsen dan Vktor Axelsen, serta Ng Ka Long Angus (Hong Kong).
Kemudian Anthony mengatakan bahwa tampil di multiajang olahraga terbesar sejagat itu merupakan kesempatan baik. Oleh sebab itu, ia mengaku tidak ingin sekadar numpang lewat, melainkan berambisi merebut medali di Olimpiade Tokyo.
“Akan lebih berarti lagi bila saya bisa memenangkan medali, terutama emas,” ujar Anthony melalui laman resmi Badminton World Federation (BWF), seperti dilansir detik.com.
Perlu diketahui, hingga saat ini Anthony bersama sepuluh pebulutangkis lainnya terus menggenjot persiapan menuju Olimpiade di Pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Cipayung, Jakarta Timur. Selama persiapan tersebut, protokol kesehatan Covid-19 juga terus diperketat menjelang keberangkatan ke Jepang.
Lebih lanjut, sebelum menjalani laga, Anthony dkk juga akan lebih dulu melakoni training camp di Kumamoto, Jepang. Mereka akan terbang pada 8 Juli mendatang, dalam rangka persiapan akhir, serta aklimatisasi pemain dengan kondisi di Negeri Matahari Terbit.
Di sisi lain, Chef de Mission Olimpiade Indonesia, Rosan P. Roeslani mengungkapkan bahwa pihaknya akan terus memantau kesiapan atlet, terutama bulutangkis yang segera berangkat ke Jepang.
“Kami mendapat laporan (dari PBSI) perhari tiap atlet untuk seluruh kegiatannya. Pergi ke mana, dan suhunya bagaimana? Jadi kami memantau terus setiap harinya mereka (atlet) seperti apa, khususnya selama sepuluh hari terakhir sebelum jalan,” ucap Rosan.