TIKTAK.ID – Legenda Liverpool, Jamie Carragher mengatakan bahwa Mesir telah melakukan blunder karena menempatkan Mohamed Salah sebagai eksekutor kelima.
Untuk diketahui, Senegal berhasil memenangkan adu penalti lawan Mesir dengan skor 4-2. Sadio Mane yang menjadi penendang kelima pun berhasil mencetak gol. Hal itu membuat Salah yang mulanya diplot sebagai penendang kelima, tidak memiliki kesempatan untuk melakukan tembakan, lantaran hasil akhir pertandingan sudah dapat dipastikan.
“Inilah alasan eksekutor penalti terbaik tidak semestinya berada di posisi penendang kelima,” cuit Carragher melalui akun Twitter miliknya, seperti dilansir CNN Indonesia.
“Mo Salah yang tidak mengeksekusi penalti untuk Mesir dalam adu penalti di babak final merupakan sebuah kegilaan. Hal itu pula yang terjadi pada Ronaldo, ketika adu penalti Portugal melawan Spanyol,” imbuh Carragher.
Dalam empat pertandingan di fase knock out, Mesir telah menjalani tiga adu penalti. Dalam duel lawan Pantai Gading, Salah yang menjadi eksekutor kelima, mampu membawa Mesir menang dengan skor 5-4.
Kemudian saat duel melawan Kamerun, Mesir berhasil menang adu penalti dengan skor 3-1. Saat itu, Salah tidak perlu melakukan penalti. Sebab, tiga penendang awal Mesir sudah sukses melaksanakan tugasnya.
Lebih lanjut, kemenangan di babak adu penalti membuat Senegal untuk kali pertama berhasil menjadi juara Piala Afrika. Dalam dua momen sebelumnya ketika mereka lolos ke ajang final di 2002 dan 2019, keduanya pun hanya mendapatkan gelar runner up.
Di sisi lain, Mesir telah gagal menambah rekor mereka sebagai negara dengan gelar Piala Afrika terbanyak. Hingga saat ini, Mesir masih mengoleksi tujuh gelar juara.
Salah sendiri merasa kecewa karena gagal membawa negaranya menjuarai Piala Afrika 2021. Hal itu diungkapkan oleh Asisten Pelatih Timnas Mesir, Diaa Al-sayed.
“Dia (Mohamed Salah, red) sebetulnya ingin menang. Bahkan dia sudah beberapa kali merebut trofi di Eropa, tetapi dia sangat ingin mempersembahkan juara untuk negaranya,” terang Diaa Al-sayed, mengutip Jpnn.com dari laman CAF.
“Sebagai Kapten Tim, dia merasa kecewa lantaran gagal mencapai tujuannya,” sambung Diaa.