TIKTAK.ID – Militer Israel melancarkan serangan semalam terhadap posisi Hamas di Jalur Gaza setelah sebelumnya, pejuang Hamas meluncurkan balon-balon yang membakar sejumlah wilayah di Israel.
Militer Israel mengatakan pada Rabu (12/8/20) bahwa serangan itu adalah “pembalasan” atas pelepasan beberapa balon api beberapa hari terakhir, dari wilayah yang dikuasai Hamas, tulis Al-Jazeera.
Jet tempur, helikopter tempur, dan tank menghantam sejumlah sasaran Hamas termasuk “infrastruktur bawah tanah dan pos pengamatan”, tulis pernyataan militer Israel.
Tidak ada laporan korban jiwa dan tidak ada tanggapan dari Hamas terkait serangan itu.
Sebelumnya, dinas pemadam kebakaran di Israel selatan mengatakan balon pembakar itu menyebabkan 60 kebakaran hanya pada hari Selasa saja, namun tidak ada korban dalam peristiwa itu.
Bom balon dan layang-layang pertama kali digunakan sebagai senjata oleh kelompok pejuang Gaza selama protes intens pada 2018. Bom-bom itu melayang melintasi perbatasan setiap hari, menyebabkan ribuan kebakaran di pertanian Israel dan di masyarakat.
Israel menutup penyeberangan barang Kerem Shalom dengan Jalur Gaza sebagai tanggapan atas serangan balon baru-baru ini.
Hamas mengecam penutupan itu sebagai langkah “agresif” yang menunjukkan “desakan Israel untuk mengepung” Gaza, dan memperingatkan hal itu dapat menyebabkan semakin memburuknya situasi kemanusiaan di wilayah tersebut.
Saat perlintasan Jalur Gaza ditutup, penyeberangan Rafah antara Gaza dan Mesir dibuka pada Selasa kemarin untuk pertama kalinya sejak April.
Lalu lintas di kedua arah diizinkan selama tiga hari, memungkinkan warga Gaza meninggalkan wilayah kantong untuk pertama kalinya sejak awal pandemi.
Penyeberangan Rafah menjadi satu-satunya akses Gaza ke dunia luar yang tidak dikendalikan oleh Israel.
Wilayah Palestina berada di bawah blokade Israel sejak 2007.
Hamas dan Israel telah berperang tiga kali sejak 2008. Meskipun gencatan senjata pada tahun lalu didukung oleh PBB, Mesir dan Qatar, namun kedua belah pihak bentrok secara sporadis.
Analis Palestina mengatakan tembakan lintas batas dari Gaza sering digunakan sebagai alat tawar-menawar untuk mengamankan lampu hijau Israel agar bantuan keuangan dari Qatar bisa masuk ke wilayah tersebut.