TIKTAK.ID – Seorang penasihat perlemen Iran, Hossein Amir Abdollahian mengatakan beberapa orang yang terlibat dalam pembunuhan ilmuwan nuklirnya telah ditangkap.
Kepada stasiun televisi Al-Alam, Abdollahian mengatakan bahwa dia tidak dapat menceritakan detail penangkapan itu karena alasan keamanan, tetapi dia memastikan bahwa para pelaku tidak akan lolos dari keadilan, seperti yang dikutip BBC, Rabu (9/12/20).
Dia juga mengatakan ada bukti yang menunjukkan keterlibatan Israel. Sementara terkait tuduhan sebagai dalang pembunuhan ilmuwan Iran, Israel tidak membenarkan atau menyangkal bertanggung jawab.
Dalam wawancara dengan televisi Al-Alam, saluran berbahasa Arab milik Pemerintah Iran itu, Abdollahian mengatakan, “Beberapa individu yang terlibat dalam eksekusi pembunuhan ini telah diidentifikasi oleh aparat keamanan kami dan bahkan sudah ditangkap.”
Ia juga mengatakan bahwa menurut pendapat pribadinya, ada berbagai bukti “tentang orang-orang yang merencanakan dan melakukan pembunuhan yang membuktikan keterlibatan Zionis [Israel]”.
“Tetapi apakah Zionis melakukannya sendiri dan tanpa kerja sama, misalnya, dinas [intelijen] Amerika atau dinas lain? Yang pasti, mereka tidak dapat melakukannya sendiri,” tambahnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Israel belum mengomentari pernyataan Iran bahwa mereka berada di balik pembunuhan itu, meskipun seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada TV Israel dua hari kemudian bahwa “kegiatan Fakhrizadeh harus dihentikan” dan bahwa “dunia adalah tempat yang lebih aman tanpanya”.
Sumber keamanan Israel dan Barat mengatakan Fakhrizadeh, Kepala Organisasi Riset dan Inovasi Pertahanan (SPND) Iran, berperan penting dalam program nuklir Iran.
Mereka seperti biasa menuding profesor fisika itu memimpin “Proyek Amad”, sebuah program rahasia yang diduga didirikan Iran pada 1989 untuk melakukan penelitian tentang potensi bom nuklir.
Badan Energi Atom Internasional menyatakan bahwa proyek itu telah ditutup pada 2003.
Namun, Perdana Menteri Israel Netanyahu tak percaya dan pada 2018 mengklaim bahwa Israel memperoleh dokumen yang menunjukkan Mohsen telah memimpin program secara diam-diam untuk melanjutkan pekerjaan Proyek Amad.
Iran menegaskan program nuklirnya sepenuhnya untuk tujuan damai dan tidak pernah mencari senjata nuklir.
Ilmuwan nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh, dibunuh di dekat Teheran pada 27 November.
Pada Minggu kemarin, seorang Komandan senior Pengawal Revolusi mengatakan bahwa pembunuhan Mohsen dilakukan menggunakan senjata canggih yang dikendalikan dari satelit dilengkapi dengan “kecerdasan buatan” dan kemudian menembaki mobil Mohsen.
Brigjen Ali Fadavi mengatakan kepada media lokal bahwa senjata itu, yang dipasang di truk pick-up, dilengkapi kamera canggih yang mampu “diperbesar” dan hanya menarget ilmuwan itu dan menembaknya tanpa mengenai istrinya yang duduk di sampingnya.