
TIKTAK.ID – Belakangan ini aset Non-Fungible Token (NFT) tengah digandrungi oleh warganet, usai NFT foto selfie milik akun Ghozali Everyday, laku terjual hingga miliaran rupiah. Selain itu, seorang anak 12 tahun asal London, Benyamin Ahmed, membuat karya seni digital “Weird Whales” berupa emoji ikan paus bergaya piksel, terjual sebesar 290.000 poundsterling atau setara dengan Rp5,7 miliar.
NFT sendiri dapat dikatakan seperti sertifikat fisik hak cipta yang bisa menjamin keaslian suatu karya seni, hanya saja NFT berupa sertifikat digital. Dari titik cara kerja NFT tersebut, mungkin sudah dapat dibayangkan secara kasar alasan harga NFT bisa melambung.
Seperti dikutip KompasTekno dari Alan Turing Institute, Selasa (18/1/22), alasan paling mendasar yakni tidak ada penguasaan dan dominasi dalam skema perdagangan NFT. Artinya, tak ada aktor dominan yang mampu mengendalikan harga di NFT.
Menurut peneliti di Alan Turing Institute, ada heterogenitas yang luar biasa besar dalam perdagangan NFT. Dia mengatakan banyak karya seni digital NFT yang tersedia, namun tidak ada yang menguasai penentuan nilai atau harganya. Harga NFT pun sepenuhnya dibuat antara penjual dan pembeli, bukan ditentukan oleh pihak ketiga, sebagaimana perdagangan konvesional yang membutuhkan campur tangan Pemerintah atau perusahaan besar.
Skema perdagangan barang tersebut mungkin mirip dengan skema perdagangan karya seni. Umumnya, nilai satu lukisan dihasilkan dari hubungan yang kompleks antara penjual dan pembeli. Selera dan tren yang menjadi dasar menentukan harga, juga bersifat dinamis dan tidak pasti.
Berdasarkan temuan Alan Turing Institute, pada dasarnya harga dari NFT bisa dinamis dan melambung, lantaran semua orang mampu menentukkan harga dari NFT-nya. Semua orang pun bebas untuk mengajukan penawaran untuk membeli NFT itu.
Lebih lanjut, Alan Turing Institute mengungkapkan tiga faktor terbesar yang memengaruhi penjual atau pembeli dalam menafsirkan harga di NFT. Tiga faktor itu adalah visual, harga jual NFT sebelumnya, serta hubungan antara penjual dan pembeli.
Untuk menemukan faktor itu, para peneliti sudah lebih dulu mempelajari data dari 4,7 juta NFT yang diperdagangkan oleh lebih dari 500.000 pembeli dan penjual. Dari ketiga faktor itu, faktor harga jual NFT sebelumnya yang menjadi 50 persen penentu keberagaman harga NFT.