Indikator Politik Pertanyakan Survei Roy Morgan Soal ‘Ganjar Kalahkan Prabowo dan Anies’
TIKTAK.ID – Berdasarkan hasil survei lembaga riset Australia Roy Morgan yang dilakukan periode Juli-September 2023, calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menempati peringkat teratas mengungguli Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
Untuk diketahui, Roy Morgan melakukan survei terhadap sebanyak 2.630 pemilih Indonesia yang berusia di atas 17 tahun. Hasilnya, Ganjar Pranowo berhasil meraih total suara 38 persen, mengungguli Prabowo Subianto dengan perolehan 30 persen dan Anies sebesar 25 persen.
Survei tersebut pun mematahkan survei lembaga di Indonesia yang saat ini menempatkan Prabowo di posisi atas, unggul dari Ganjar dan Anies. Bahkan, teranyar, posisi Anies lebih tinggi dari Ganjar.
Baca juga : Janji Pilpres Cak Imin: Kasih Modal Anak Muda Rp10 juta Tanpa Agunan dan Bunga
Merespons hasil survei itu, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam cuitannya melalui akun twitter resminya menjelaskan bahwa alasan survei menempatkan Ganjar unggul dibandingkan Prabowo karena dilakukan pada Juli-September 2023. Dia mengatakan pada saat itu, survei-survei di Indonesia juga menempatkan Ganjar pada posisi unggul di atas Prabowo.
“Pertama, survei Roy Morgan yang menunjukkan keunggulan GP dilakukan di Juli-September 2023. Pada saat ini survei-survei, termasuk Indikator Ganjar Pranowo juga masih unggul tipis daripada PS (Prabowo Subianto). Saya tidak tahu kenapa survei lama, namun baru dirilis ke publik tiga hari lalu,” ujar Burhanuddin, seperti dilansir Republika.co.id pada Ahad (17/12/23).
Tidak hanya itu, Burhanuddin menyebut survei Roy Morgan ini juga tidak dilaksanakan di seluruh Indonesia, melainkan hanya di 17 provinsi. Meski begitu, ia sendiri tidak tahu alasan survei tersebut hanya dilakukan di 17 provinsi saja.
Baca juga : Ustaz Abdul Somad Tegaskan Dukungan, Jadi Jurkam AMIN?
“Karena hanya mewakili separuh dari populasi provinsi, bisa jadi berdampak pada prediksi Ganjar dan PDIP yang cenderung overestimate dibanding dengan banyak lembaga,” jelas Burhanuddin.
Sekadar informasi, berdasarkan pengalaman dua Pemilihan Presiden (Pilpres) sebelumnya, Roy Morgan memang selalu menempatkan PDIP bahkan hingga 37-39 persen sepekan sebelum Pileg 2014 dan 2019.
Lebih lanjut, Burhanuddin juga mengaku enggan menanggapi lebih jauh. Pasalnya, dia menyatakan Roy Morgan bukan anggota dari Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (PERSEPI).