
TIKTAK.ID – Tim ilmuwan internasional menemukan cara baru untuk mendeteksi risiko kematian seseorang, yaitu dengan memeriksa retina mata. Diklaim sebagai sebuah “indikator handal” baru untuk mengecek kesehatan seseorang dapat dilakukan dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI), para peneliti mempelajari hampir 47 ribu mata dan menyimpulkan bahwa kondisi retina dapat menunjukkan risiko kematian seseorang.
Penelitian yang diterbitkan pekan ini di British Journal of Ophthalmology, didasarkan pada penentuan perbedaan antara usia biologis “nyata” seseorang dan usia kronologis seseorang. Hal ini dapat diukur dengan memeriksa kondisi retina, jaringan saraf di bagian belakang mata yang memiliki sel-sel sensitif terhadap cahaya, seperti yang dilansir RTnews, Jumat (21/1/22).
Studi observasional, yang hanya mengedepankan kesimpulan tertentu tanpa menetapkan penyebabnya, melibatkan data dari studi jangka panjang UK Biobank. Lebih dari 80.000 gambar retina yang diambil dari 46.969 orang dewasa berusia antara 40 dan 69 tahun dianalisis melalui algoritma komputer dengan periode pemantauan rata-rata 11 tahun. Membandingkan “penuaan dini”, atau orang-orang yang retinanya tampak lebih tua dari usia sebenarnya.
Algoritme ini sangat akurat, sehingga dapat memprediksi usia hampir 47.000 orang dewasa paruh baya dan lanjut usia di Inggris dalam rentang 3,5 tahun.
Lebih dari satu dekade setelah retina ini dipindai, 1.871 orang telah meninggal, dan mereka yang memiliki retina yang tampak lebih tua lebih mungkin termasuk dalam kelompok ini.
Misalnya, jika algoritme memperkirakan retina seseorang satu tahun lebih tua dari usia sebenarnya, risiko kematian mereka karena sebab apa pun dalam 11 tahun ke depan naik sebesar 2 persen. Pada saat yang sama, risiko kematian mereka dari penyebab selain penyakit kardiovaskular atau kanker naik 3 persen.
“Kesenjangan usia retina yang besar dalam beberapa tahun secara signifikan terkait dengan risiko kematian 49 -67 persen lebih tinggi, selain dari penyakit kardiovaskular atau kanker,” tulis para peneliti.
Mereka juga menyarankan agar metode ini dapat digunakan sebagai alat skrining, mengukur usia retina untuk memprediksi peningkatan risiko kematian.
Sementara jaringan mata secara alami semakin memburuk seiring bertambahnya usia, penelitian baru-baru ini mencoba untuk mengukur apa yang disebutnya “kesenjangan usia retina”. Menjadi unik untuk setiap individu, penuaan biologis adalah indikator yang lebih baik dari potensi kondisi kesehatan yang serius, kata para peneliti. Kesehatan keseluruhan sistem peredaran darah dalam tubuh dan otak dapat dipelajari dengan melihat retina, memungkinkan evaluasi proses patologis yang mendasarinya.
Pemeriksaan retina untuk mengecek kesehatan akan lebih mudah karena hanya membutuhkan waktu kurang dari 5 menit untuk memindainya, jika dibandingkan dengan metode lain yang ada saat ini.