
TIKTAK.ID – Pengamat media sosial dari Sebangsa, Enda Nasution, ikut mengomentari konsumen Es Teh Indonesia mengkritik di media sosial yang berujung somasi. Dia menilai kritik terhadap brand maupun pejabat publik di media sosial harus berdasarkan data dan fakta, supaya tidak berujung somasi.
“Kurangi atau kalau bisa hilangkan kata-kata yang sifatnya emosional atau umpatan. Hapuskan pada permasalahan dan jangan melakukan serangan pribadi memakai kata-kata sifat yang tidak perlu,” ungkap Enda, seperti dilansir CNNIndonesia.com, pada Senin (26/9/22).
Untuk diketahui, melihat perkembangan yang muncul di media sosial, muncul banyak reaksi dukungan dan protes terhadap apa yang dilakukan Es Teh Indonesia. Enda pun menganggap hal itu cenderung membuat orang jadi tidak takut atau tidak merasa terintimidasi untuk mengungkapkan pendapat di media sosial.
Enda menjelaskan, polemik ini akan membuat sentimen negatif terhadap brand dapat berpengaruh pada penjualan.
Dia melanjutkan, untuk mengembalikan reputasi brand yang sudah tercemar di media sosial, tentu dengan mengakui adanya permasalahan, berusaha mencari solusi, dan meminta maaf bila memang merasa bersalah.
“Jika ada tindakan yang berlebihan atau tidak pada tempatnya, maka jangan ragu untuk meminta maaf pada publik/konsumen dan tentu tidak melakukan atau mengulanginya lagi,” terang Enda.
Dengan begitu, Enda mengatakan seiring berjalannya waktu brand bakal memperoleh lagi penggemar ataupun pembeli. Sebab, kata Enda, ingatan konsumen atau publik biasanya dalam hal ini tidak panjang, dan masyarakat Indonesia cenderung pemaaf.
Sekadar informasi, Es Teh Indonesia sempat melayangkan somasi kepada pelanggan yang mengkritik produk minumannya terlalu manis, disamakan dengan tiga kilogram gula.
Perusahaan yang dipimpin aktris Nagita Slavina tersebut menyatakan protes yang disampaikan seorang pelanggan bernama Gandhi melalui akun Twitter @Gandhoyy tidak pantas.
Dalam salinan surat somasi yang diunggah oleh Gandhi, perusahaan menyebut pernyataan Gandhi atas rasa produk bersifat subjektif. Terlebih ada opsi lain yang telah disesuaikan sesuai kebutuhan konsumen.
Usai menerima somasi dari PT Es Teh Indonesia, Gandhi meminta maaf dan menghapus unggahan berisi kritik terhadap kandungan gula minuman Es Teh Indonesia. Ia pun mengakui sudah mencela produk Es Teh Indonesia, sehingga menyebabkan kerugian perusahaan.