TIKTAK.ID – Pro-kontra terkait wacana pemulangan eks penganut ideologi Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) masih ramai diperbincangkan karena diprediksi bakal memberikan dampak relatif signifikan di Indonesia.
Fatalnya, bukan hanya dampak terhadap keamanan yang ditengarai bakal terancam akibat kebijakan ini jika benar-benar jadi diterapkan, melainkan juga dampak terhadap ekonomi pun juga ikut terancam.
Begitulah prediksi Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI), Sarman Simanjorang dalam siaran persnya, Minggu (9/1/20) seperti dilansir laman RMOL.
“Wacana pemulangan eks ISIS kembali ke Tanah Air secara psikologis akan mengganggu iklim usaha dan investasi,” kata Sarman Simanjorang.
Wakil Ketua Umum DPP Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) ini kemudian menyarankan kepada Pemerintah agar memikirkan secara matang sebelum memutuskan membawa 600 kombatan ISIS dari Timur Tengah.
Sebab, pelaku usaha tidak hanya memastikan kemudahan regulasi saat ingin menanam modal di Indonesia. Akan tetapi, aspek keamanan dan kenyamanan juga menjadi indikator yang mereka perhitungkan.
“Untuk menarik investor masuk ke Indonesia, di samping memberikan kemudahan melalui regulasi dan insentif, tidak kalah penting adalah kita juga harus mampu memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan,” terang Sarman.
“Akan sia-sia semua program Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja jika wacana pemulangan eks ISIS ini terus bergulir,” imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siroj juga menolak rencana pemulangan WNI eks ISIS ini oleh Pemerintah.
Salah satu alasannya, karena penolakan serupa juga dilakukan oleh negara-negara lain terhadap warga negaranya yang bergabung menjadi simpatisan ISIS. Itulah sebabnya, Said menilai seharusnya Indonesia juga melakukan hal yang sama.
Sementara Presiden Jokowi sendiri, meski mengakui secara pribadi lebih cenderung menolak wacana pemulangan tersebut, namun berjanji bahwa keputusan akhir Pemerintah baru akan diambil setelah melakukan rapat terbatas dengan beberapa kementerian terkait.