TIKTAK.ID – Politikus PDI-Perjuangan, Arteria Dahlan menampik dirinya dianggap keturunan dari pendiri Partai Komunis Indonesia (PKI) Sumatera Barat dan melakukan pembelaan diri dengan menyatakan berasal dari keluarga Masyumi.
Pembelaan diri itu diungkapkannya merespons perkataan tokoh pers Sumatera Barat, Hasril Chaniago, pada sebuah acara obrolan bertema “Sumbar Belum Pancasilais” yang disiarkan oleh salah satu televisi swasta, pada Selasa (8/9/20) malam.
“Kakek saya itu pedagang dua-duanya, dari ayah pedagang. Nenek saya tokoh Masyumi. Keluarga kami kan Masyumi,” terang dia, sebagaimana dilansir CNNIndonesia.com, Rabu (9/9/20).
Baca juga : Anies Baswedan Terang-terangan Nyatakan Kondisi Jakarta Mengkhawatirkan Gara-gara ini…
Bagi dia, perkataan Hasril dalam acara itu memiliki konteks merupakan analogi bagi keluarga di Minang yang dapat beraneka ragam pilihan sekaitan persoalan politik, sebagaimana memilih Masyumi, PKI, sampai Partai Nasional Indonesia (PNI).
Di samping itu, ia pun menerangkan bahwa kakeknya bernama Dahlan dan Abdul Wahab, bukan Bachtarudin sebagaimana yang dilontakan Hasril dalam acara tersebut.
“Jadi itu salah kutip. Itu dia menganalogikan satu rumah,” terang dia.
Baca juga : Gak Ada Matinya, Netizen 062 Kembali Ungkit Kampanye Antek Asing Sambil Gebrak Meja ala Prabowo
Pada sebuah acara talk show Selasa (8/9/20) malam, tokoh Pers Sumatera Barat, Hasril Chaniago menyentil terkait kakek Arteria saat menerangkan Pemilu 1955 serta urutan parpol pemenangnya.
“Masyumi dapat mengantarkan satu wakil, masih kakek Arteria ini, namanya Bachtarudin,” sebut dia, diiringi senyum Arteria yang turut dalam acara itu.
“Dalam satu keluarga di Minangkabau itu dapat lahir berbagai aliran politik. Dia masih terdapat garis keturunannya dengan Rasuna Said. Masyumi, Arteria Dahlan ini mamaknya Bachtarudin, kakeknya itu, Bachtarudin itu pendiri PKI Sumatra Barat Anggota Konsituante sesudah 1955. Jadi menerima perbedaan itu malah dalam satu keluarga,” terang Hasril.
Baca juga : Ahok Versi Wanita, Wali Kota Singkawang Umumkan Dirinya Positif Covid-19
Di era Pemilu 1955 atau dikenal dengan nama era demokrasi liberal, Partai Masyumi sebagai partai Islam terbesar. Kala itu, partai yang sempat digawangi Mohammad Natsir ini menempati urutan kedua setelah PNI yang berisikan tokoh Soekarno.
Setelah acara obrolan tersebut, warganet lantas hiruk-pikuk membahas tentang Arteria merupakan keturunan PKI.
Acara tersebut diadakan sehubungan perkataan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani yang mempertanyakan dukungan Sumatera Barat (Sumbar) terhadap negara Pancasila saat proses memberikan rekomendasi untuk bakal pasangan calon di Pilkada Sumbar 2020, Mulyadi-Ali Mukhni.