
TIKTAK.ID – Tunangan Jamal Khashoggi, Hatice Cengiz menjadi salah satu saksi yang hadir pada sesi pembukaan persidangan pembunuhan wartawan Khashoggi di Ankara, Turki, Jumat (3/7/20).
Dalam pernyataannya usai menjadi saksi, Cengiz mengatakan kepada wartawan bahwa proses mencari kebenaran atas pembunuhan tunangannya itu membuatnya lelah secara spiritual dan psikologis, tulis BBC.
Namun, dia menyatakan keyakinannya pada sistem peradilan Turki dan menyatakan, “Pencarian kami akan keadilan akan terus dilakukan baik di Turki serta di mana pun yang kami bisa.”
Selain Cengiz, saksi lainnya yang hadir di pengadilan adalah Zeki Demir, warga Turki yang bekerja sebagai tukang di Konsulat Saudi di Istanbul.
Di pengadilan, dia mengatakan bahwa dirinya dipanggil ke kediaman Konsul Jenderal pada hari Khashoggi menghilang. Dia diminta untuk menyalakan oven yang akan digunakan untuk barbekyu.
“Ada lima hingga enam orang di sana,” katanya. “Ada suasana panik … Seolah-olah mereka ingin saya pergi sesegera mungkin,” terang Demir.
Dia menambahkan bahwa saat dirinya kembali ke kediaman beberapa hari kemudian, dia menyadari bahwa marmer di sekitar oven telah diputihkan.
Pada peradilan perdana itu pengadilan mengadili 20 warga Saudi secara in absentia atas pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi pada 2018 lalu.
Khashoggi merupakan wartawan dan sekaligus kritikus terkemuka penguasa de facto Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Khashoggi diduga dibunuh oleh tim agen Saudi di dalam Konsulat Kerajaan di Istanbul, Turki.
Dakwaan yang diajukan jaksa penuntut Turki menuduh Saud al-Qahtani, seorang mantan Penasihat Senior untuk Putra Mahkota Mohammed, dan Ahmad Asiri, mantan Wakil Kepala Intelijen Arab Saudi, “menghasut pembunuhan berencana dengan maksud [menyebabkan] siksaan melalui niat jahat”.
Ada 18 terdakwa lainnya yang didakwa melakukan “pembunuhan berencana dengan tujuan [menyebabkan] siksaan melalui niat jahat” tersebut.
Pengacara Turki yang ditunjuk pengadilan mewakili para terdakwa mengatakan klien mereka membantah tuduhan itu.
Sementara, Arab Saudi menolak permintaan ekstradisi Turki, dan menghukum delapan orang atas pembunuhan tahun lalu melalui peradilan yang dilakukan di Saudi. Para terdakwa atas pembunuhan Khashoggi yang diadili di Arab Saudi itu tak pernah diidentifikasi oleh pihak berwenang Saudi.
Lima dari delapan orang itu dijatuhi hukuman mati karena berpartisipasi langsung dalam pembunuhan, sementara tiga lainnya dijatuhi hukuman penjara karena menutupi kejahatan.
Persidangan Saudi ditolak oleh Pelapor Khusus PBB Agnes Callamard, karena disebut sebagai “antitesis keadilan”. Dia menyimpulkan bahwa Khashoggi adalah “korban dari eksekusi yang disengaja dan direncanakan sebelumnya” yang menjadi tanggung jawab negara Saudi.
Callamard, yang juga hadir dalam persidangan itu mengatakan, “Kami belum memindahkan pembunuhan Jamal Khashoggi ke dalam pengaturan formal yang dapat dikenali oleh komunitas internasional, karena persidangan di Arab Saudi tidak dapat diberi kredibilitas dan legitimasi.”
“Di sini untuk pertama kalinya, kami memiliki para pembunuh bayaran yang didakwa dan kami memiliki sejumlah dari mereka yang melakukan kejahatan,” tambahnya.
Sidang berikutnya akan berlangsung pada 24 November.
Khashoggi, yang tinggal di pengasingan di Amerika pada 2017, terlihat terakhir kali ketika memasuki Konsulat Saudi pada 2 Oktober 2018. Dia berkunjung ke Konsulat itu untuk mendapatkan surat-surat yang dibutuhkan untuk menikah dengan tunangannya, Cengiz. Namun, sejak itu, dia tak pernah keluar dari Konsulat.
Callamard yang mendengarkan rekaman audio percakapan di dalam Konsulat yang dibuat intel Turki menyimpulkan bahwa Khashoggi dibunuh secara brutal pada hari itu.
Pemerintah Saudi mengatakan Khashoggi tewas dalam “operasi jahat” tim agen Saudi.
Penuntutan publik Arab Saudi mengatakan pembunuhan itu diperintahkan oleh Kepala “tim negosiasi” yang dikirim ke Istanbul untuk membawa Khashoggi kembali ke Kerajaan “dengan cara persuasi” atau, jika gagal, “dengan kekuatan”.
Penuntutan publik menyimpulkan bahwa Khashoggi ditahan secara paksa setelah disuntik dengan sejumlah obat dalam dosis besar, dan mengakibatkan overdosis hingga kematiannya. Tubuhnya kemudian dipotong-potong dan diserahkan ke “kolaborator” lokal di luar Konsulat.
Hingga kini, sisa-sisa potongan tubuhnya tidak pernah ditemukan.
Sementara penuntutan publik Turki menyimpulkan bahwa Khashoggi segera dicekik setelah ia memasuki Konsulat, dan tubuhnya dihancurkan.