TIKTAK.ID – Direktur Nasional Gusdurian Network Indonesia (GNI), Alissa Wahid diketahui telah meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk segera “menarik rem darurat” dalam penanganan lonjakan kasus virus Corona (Covid-19) yang terjadi saat ini.
“TARIK REM DARURAT!” demikian cuitan dari akun Twitter @GUSDURians sebagaimana dikonfirmasi dan diizinkan untuk dikutip oleh Alissa, seperti dilansir CNN Indonesia, Jumat (25/6/21).
Menurut Alissa, angka penularan kasus Covid-19 di Indonesia saat ini sudah semakin menjadi-jadi. Ia mengatakan situasi tersebut telah membuat fasilitas kesehatan (faskes) ambruk, dokter dan perawat kelabakan, serta sejumlah profesi lain yang berkutat dalam penanganan Covid-19 kewalahan.
Baca juga : PKS Kaitkan Vonis 4 Tahun Rizieq dengan Pilpres 2024
“Para penggali kubur kelelahan, dan relawan kemanusiaan berhari-hari di jalanan,” ujar Alissa.
Oleh sebab itu, Alissa pun mengingatkan Pemerintah bahwa langkah mengorbankan nyawa masyarakat demi alasan ekonomi adalah kebijakan yang tidak elok.
“Kita berada di masa pandemi, jadi tidak elok bila mengorbankan nyawa karena alasan ekonomi,” tegas Alissa.
Baca juga : Demokrat Desak Jokowi Segera Pecat Moeldoko yang Dinilai Bikin Malu Istana dan Pemerintah
Perlu diketahui, kasus baru positif Covid-19 pada Jumat (25/6/21) kembali bertambah sebanyak 18.872 kasus. Tambahan kasus baru itu pun membuat total kasus positif di Indonesia berada di angka 2.072.867 kasus.
Kemudian Satgas Pengendalian Covid-19 juga melaporkan, pada Jumat (25/6/21) angka kematian sebanyak 422 orang, sehingga membuat total angka kematian sejak awal pandemi sebanyak 56.371 orang. Sedangkan angka kesembuhan bertambah 8.557 pasien, sehingga total angka kesembuhan mencapai 1.835.061 orang. Angka tambahan itu pun terjadi usai sehari sebelumnya RI mencetak rekor kasus positif baru sebanyak 20.574 kasus pada Kamis (24/6/21).
Lebih lanjut, penambahan kasus harian yang signifikan dalam beberapa hari terakhir ini terjadi di tengah penguatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro yang berlangsung sejak 22 Juni lalu hingga 5 Juli mendatang.
Baca juga : Demokrat: Langkah Kubu Moeldoko Gugat Menkum HAM Sangat Politis dan Memalukan
Adapun lonjakan kasus tersebut dinilai tak lepas dari imbas liburan Idulfitri beberapa waktu silam. Terlebih dengan masuknya varian Corona kategori Variant of Concern (VOC) hasil mutasi dari Covid-19 yang selama ini mewabah (SARS-CoV.2 B.1.617) juga turut mempercepat jumlah lonjakan tersebut.