
TIKTAK.ID – Sebuah gurun terkering di dunia, di Atacama, Chili, berubah menjadi tempat sampah fast fashion dengan sedikitnya 39 ribu ton pakaian yang dibuang di tempat itu, seperti yang dilaporkan The Independent, Selasa (9/11/21).
Setiap tahun, setidaknya 59 ribu ton pakaian bekas dan tidak terjual, seringkali dari China atau Bangladesh, sampai ke Chili setelah melewati Eropa, Asia atau Amerika Serikat, dikutip dari AFP.
Pakaian dikirim ke pelabuhan Iquique di zona bebas Alto Hospicio di Chili utara, kemudian dari beberapa pakaian itu dijual kembali di sekitar Amerika Latin, tetapi sebagian besar berakhir di gurun karena tidak ada yang mampu membayar tarif yang diperlukan untuk mengambilnya.
Pendiri EcoFibra, sebuah perusahaan yang membuat panel insulasi menggunakan pakaian bekas, Franklin Zepeda, mengatakan kepada AFP, “Masalahnya adalah pakaian tersebut tidak dapat terurai secara hayati dan memiliki produk kimia, sehingga tidak diterima di tempat pembuangan sampah di kota.”
Secara global, diperkirakan sekitar 92 juta ton limbah tekstil dihasilkan setiap tahunnya dan setara dengan truk sampah penuh pakaian yang dibuang ke tempat pembuangan sampah setiap detiknya.
Menurut badan amal Keep Britain Tidy, ”10.000 item pakaian secara mengejutkan dikirim ke tempat pembuangan sampah setiap lima menit, setara dengan nilai £140 juta (2.7 triliun rupiah) setiap tahunnya”.
Sebuah laporan PBB pada 2019 menemukan bahwa produksi pakaian global berlipat ganda antara tahun 2000 dan 2014, dan industri ini “bertanggung jawab atas 20 persen dari total limbah air di tingkat global”.
Pakaian bekas yang tertinggal di TPA dan tempat pembuangan lainnya, seperti di Atacama, memerlukan waktu ratusan tahun untuk dapat terurai, mencemari lingkungan dan beberapa persediaan air seperti yang banyak terjadi.
Beberapa pakaian yang dibuang di gurun di Chili itu diambil oleh penduduk setempat, baik untuk diri mereka sendiri atau untuk dijual kembali kepada orang lain dan sebagian lainnya digunakan untuk bisnis berkelanjutan seperti EcoFibra yang mendaur ulang tekstil menjadi barang yang lebih berguna.