
TIKTAK.ID – Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo membantah mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Hal itu diungkapkannya dalam tayangan eTalk Show di TvOne, seperti dilansir Tribunnews.com, Kamis (20/8/20). Mantan Panglima TNI itu menyatakan bahwa dirinya bersikap netral saat Pilpres.
Gatot juga membantah kehadirannya dalam acara pasangan calon tersebut berarti dukungan.
Selain itu, Gatot juga mengklaim sempat menolak tawaran jabatan Menteri Pertahanan yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Saya pernah ditawari pada zamannya Pak Jokowi, untuk menjadi Menteri Pertahanan menggantikan Pak Ryamizard,” ujar mantan Panglima TNI kelahiran Tegal, 60 tahun lalu itu.
Gatot mengatakan mengapresiasi tawaran itu, namun ia menolaknya.
“Saya menolak. Saya bilang, ‘Tidak ada satu pun Panglima TNI yang bermimpi menjadi Menteri Pertahanan, tetapi di sisa waktu saya di Panglima TNI saya akan menularkan tentang moral dan etika’,” ucap Gatot.
Baca juga : Dicap Koalisi Orang Kalah di Pilpres 2019, KAMI: Yang Kalah itu Prabowo Subianto
Gatot pun mengungkapkan alasannya menolak jabatan tersebut. Ia menyatakan sebelumnya merasa selalu terkesan bertentangan dengan Menteri Pertahanan yang saat itu menjabat.
“Selama ini, di media seolah saya bermusuhan dengan Menteri Pertahanan karena saya diajak latihan di Laut China Selatan dengan tentara China, dan saya tidak mau,” kata Gatot.
“Saya membela Pemerintah, karena Pemerintah mengatakan di Laut China Selatan harus kondusif. Kalau latihan ‘kan enggak kondusif. Makanya kayak marah gitu, padahal enggak ada apa-apanya,” jelas Gatot.
Baca juga : Nasib Pesawat N250 Habibie yang Berakhir di Museum
Oleh karena itu, Gatot pun merasa perlu menolak tawaran Jokowi lantaran tak ingin terkesan menghendaki jabatan.
“Kalau saya terima, maka seolah-olah kalau kamu ingin jabatan sogok atasanmu supaya atasanmu digantikan,” terangnya.
Seperti diketahui, tahun 2014 lalu, Gatot Nurmantyo ditunjuk menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pada masa kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono. Dengan demikian, Gatot merupakan KSAD ke-30.
Pada 8 Juli 2015, Presiden Jokowi melantik Jenderal Gatot Nurmantyo untuk memangku jabatan sebagai Panglima TNI menggantikan posisi Jenderal TNI Moeldoko. Dengan begitu, Gatot menjadi Panglima TNI ke-16.