TIKTAK.ID – Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad berencana mengajukan mosi tidak percaya terhadap Perdana Menteri Malaysia saat ini, Muhyiddin Yassin.
Rencana ‘kudeta’ konstitusional itu diutarakannya lewat sebuah utas di akun Twitter pribadinya, @chedetofficial, Rabu (9/9/20).
“Saya berencana mengajukan mosi tidak percaya terhadap YAB (Yang Maha Terhormat) Tan Sri Muhyiddin Yassin selaku Perdana Menteri di Dewan Rakyat”, tulis Mahathir.
Mahathir menuturkan dia harus mengajukan mosi karena koalisi partai penguasa saat ini diisi oleh orang-orang yang tersandung skandal korupsi.
“Kami berharap para politisi di Malaysia memiliki semangat juang yang tinggi dan menolak korupsi dan penipuan”, cuitnya.
Dia juga menyebut bahwa Muhyiddin telah menipu rakyat dalam mengejar jabatan sebagai Perdana Menteri dengan cara berjanji untuk memperjuangkan ambisi rakyat.
“Ketika Tan Sri menjadi Perdana Menteri, kekuasaan disalahgunakan untuk mendapatkan dukungan dengan menawarkan posisi bergaji tinggi kepada siapa saja yang berjanji untuk mendukung Tan Sri. Jika pos tersebut sudah tidak ada, maka pos baru berstatus Menteri dibuat untuk (para) pendukung,” tulisnya.
“(Bagi) mereka yang tidak sanggup (lagi memberikan) dukungan, (maka mereka) akan dicabut dari keanggotaan dan dari jabatannya sampai tingkat kepada cabang sekali pun,” tambahnya.
Mahathir mengatakan dia harus mengunggah mosi tidak percaya itu di blog pribadinya agar publik bisa melihatnya. Hal itu ia lakukan lantaran Pemerintah memutuskan untuk tidak akan membahas mosi pengajuannya kepada Dewan.
Selain itu, Mahathir juga mengutarakan kekecewaannya kepada Muhyiddin karena lebih memilih bekerja dengan pihak Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) yang banyak terbelit skandal penipuan dan korupsi, dibanding memilih bekerja dengannya sebagai rekan yang telah membentuk partai bersama, yakni Partai Pribumi Bersatu Malaysia-Bersatu.
“Saya sedih karena kawan seperjuangan saya bersedia memilih musuh, yaitu Najib, dan menolak saya, seorang teman di partai yang kami bentuk bersama”, sesal Mahathir.