TIKTAK.ID – Pertemuan pamungkas Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan negara-negara anggota G20 di Nusa Dua, Bali, diketahui telah berakhir pada Sabtu (12/11/22) malam. Pertemuan yang menjadi mandat pemimpin G20 sejak tahun lalu via Deklarasi Roma tersebut memiliki tujuan negara-negara anggota G20 mampu menangani persoalan kesehatan, termasuk pandemi, di masa mendatang.
Deklarasi Roma pun memberikan mandat kepada Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan agar membentuk Financial Intermediary Facility (FIF), yang diberi nama Pandemic Fund. Dengan begitu, dunia bisa mempersiapkan diri dan memberi tanggapan yang lebih baik untuk pandemi berikutnya.
“Kita sangat senang sekali karena berhasil mencapai kesepakatan ini dengan cara-cara yang sangat signifikan,” ujar Menteri Keuangan, Sri Mulyani.
Baca juga : Jika Benar Dukungan ke Prabowo Sekadar Motivasi, Surya Paloh Juga Ingin Jokowi Dukung Anies
Menurut Sri Mulyani, Joint Finance-Health Task Force yang dipimpin bersama oleh Italia dan Indonesia dan dibantu serta didukung oleh sekretariat yang didukung oleh WHO dan Bank Dunia telah menuntaskan mandat yang diberikan oleh para pemimpin G20 dengan membentuk Financial Intermediary Facility (Pandemic Fund).
Pandemic Fund sendiri adalah panel independen G20 sebagaimana yang sudah direkomendasikan sebelumnya dan mengidentifikasi kalau dunia perlu kurang lebih US$ 10 miliar dana untuk kesiapsiagaan dan respons terhadap pandemi.
“Yang pertama, kita telah menerima dua kontributor, baik dari negara-negara anggota G20, negara-negara nonanggota G20, dan sejumlah organisasi filantropi. Terdapat tiga organisasi filantropi yang tadi sudah verifikasi, dan mereka semua sudah memberikan kontribusi hingga US$ 1,4 miliar,” terang Sri Mulyani.
Baca juga : Surya Paloh Tegaskan Siap Hengkang dari Partai jika Nasdem Tak ‘Naik Kelas’ di 2024
“Pada kenyataannya malam ini kita telah menerima minimal tiga negara lagi yang sudah menyampaikan bahwa mereka juga akan berkontribusi, termasuk di dalamnya Australia, Prancis, dan Arab Saudi. Mereka bakal mengumumkan jumlahnya, terutama pada pertemuan pemimpin G20. Jadi kita memproyeksikan toal kontribusinya lebih dari US$ 1,4 miliar,” imbuh Sri Mulyani.
Sri Mulyani menjelaskan, seiring terbentuknya Pandemic Fund, fokus berikut yaitu perbaikan dan penyempurnaan arsitektur kesehatan internasional. Dia menyebut WHO dan Bank Dunia turut terlibat dalam proses itu.
Kemudian ekonom senior Tanah Air sekaligus eks Menteri Keuangan, Chatib Basri bersama Menteri Kesehatan Rwanda, Daniel Ngajime akan memimpin Dewan Pengelola FIF.