TIKTAK.ID – Film “No Time to Die” diketahui berhasil mencatatkan performa solid di box office internasional. Film yang dibintangi oleh Daniel Craig tersebut sukses mendulang pendapatan sebesar USD119 juta atau setara Rp1,6 triliun dari penayangan di 54 negara.
Hingga saat ini, pendapatan internasional terbesar disumbang oleh Inggris dan Irlandia. Masing-masing menyumbang sejumlah USD25,6 juta (Rp356 miliar), bahkan hanya dalam 3 hari pertama penayangannya.
Seperti dilansir Okezone.com, Jerman menyumbang USD14,7 juta (Rp209 miliar), kemudian diikuti oleh Hong Kong dengan pendapatan mencapai USD2,9 juta. Sementara itu pemutaran di 284 layar IMAX menghasilkan USD6,8 juta atau sekitar Rp97 miliar.
Hal itu menjadikan “No Time to Die” film Hollywood pertama yang berhasil membukukan pendapatan lebih dari USD100 juta, pada minggu perdana penayangannya di era pandemi virus Corona (Covid-19).
Angka tersebut pun masih berpotensi terus naik, karena penayangan di China baru akan dimulai pada 29 Oktober mendatang.
Pada Minggu ini, film arahan Cary Joji Fukunaga tersebut juga akan memulai masa tayangnya di 15 negara. Beberapa di antaranya yakni Prancis pada 6 Oktober 2021, Rusia pada 7 Oktober 2021, dan Amerika Utara pada 8 Oktober 2021.
Tidak hanya Daniel Craig, film “No Time to Die” juga akan menampilkan akting ciamik para aktor besar lainnya. Beberapa di antaranya yaitu Rami Malek, Ana de Armas, Dali Benssalah, David Dencik, Lashana Lynch, Billy Magnussen, Ralph Fiennes, Naomie Harris, Léa Seydoux, Rory Kinnear, Ben Whishaw, hingga Jeffrey Wright.
Mengutip CNN Indonesia, film ini menceritakan James Bond (Daniel Craig) yang menjalani kehidupan seperti manusia biasa usai memutuskan pensiun dari MI6. Kini dia tidak lagi menjadi andalan atau menyandang status agen spionase dengan kode 007.
Bond pun menghabiskan waktu sehari-hari dengan kekasihnya, Madeleine Swann (Lea Seydoux), dan berlibur ke kota Matera, Basilicata, Italia. Namun saat liburan, Bond diserang oleh Specter, organisasi yang ia lawan dalam beberapa tahun terakhir. Bond menduga Swann terlibat dalam serangan tersebut lantaran hanya dia yang mengetahui keberadaannya.