TIKTAK.ID – Ketika pesawat jatuh seperti yang dialami Sriwijaya Air SJ 182, maka komponen pesawat yang dicari salah satunya yakni black box atau kotak hitam. Mengutip NPR, kotak hitam dibungkus menggunakan lapisan tipis aluminium dan lapisan insulasi suhu tinggi berukuran 1 inci. Hal itu untuk melindungi tumpukan ruang penyimpanan data informasi.
Kemudian black box dibungkus lagi dengan baja tahan karat atau titanium yang dapat menahan korosi.
Kotak hitam diketahui mampu menahan percepatan 3.400 kali gaya gravitasi atau setara tumbukan dengan kecepatan sekitar 490 kilometer per jam. Tidak hanya itu, alat ini juga didesain untuk bertahan dari api hingga lebih dari 1000 derajat celcius.
Kotak hitam sendiri berfungsi merekam data penerbangan untuk menyimpan informasi mengenai parameter tertentu seperti informasi penerbangan, kinerja mesin, perekam suara kokpit, dan percakapan dengan awak pengatur lalu lintas udara.
Seperti dilansir CNN Indonesia, berikut ini fakta-fakta teknologi dari black box:
1. Ditemukan pertama di Australia
ABC News menyebut orang yang pertama kali menemukan alat rekaman black box adalah DR David Warren. Ia menciptakan alat ini karena ayahnya korban jiwa akibat kecelakaan pesawat di Selat Bass pada tahun 1934, ketika David masih berusia sembilan tahun.
Lantas pada awal tahun 50-an, DR Warren mempunyai ide untuk menciptakan sebuah alat perekam data penerbangan dan percakapan di dek kokpit. Hal itu untuk membantu para analis memecahkan penyebab insiden kecelakaan.
2. Black box tidak berwarna hitam
Istilah black box pertama muncul pada Perang Dunia II, yang berasal dari pengembangan radio, radar, dan alat bantu navigasi elektronik di pesawat tempur Inggris dan Sekutu. Perangkat elektronik yang sering dirahasiakan ini dinamakan “Blackbox” karena secara harfiah terbungkus dalam kotak hitam atau rumah non-reflektif.
Alat ini memiliki warna oranye agar terlihat terang dan mencolok secara visual di antara puing-puing setelah kecelakaan.
3. Black Box punya dua bagian
Black box terdiri dari dua bagian peralatan perekam data penerbangan, yaitu CVR (Cockpit Voice Recorder) dan FDR (Flight Data Recorder). FDR berfungsi terus merekam beragam data tentang semua aspek pesawat saat terbang dari satu tempat ke tempat lain. Sedangkan CVR dapat merekam percakapan di dek penerbangan dan suara-suara seperti transmisi radio dan alarm otomatis.