
TIKTAK.ID – Mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fahri Hamzah mempertanyakan 75 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi yang protes akibat tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK). Fahri mengaku heran dengan Novel Baswedan dan kawan-kawan yang protes usai hasil TWK diumumkan.
“Soal tes, kenapa waktu tes lo enggak marah? Waktu enggak lulus baru marah, kan tidak fair dong. Lo kalau mau marah pas lagi tes, bilang dong ini soalnya enggak fair. Anak SD juga enggak boleh seperti itu,” ujar Fahri di Jakarta Selatan, seperti dilansir Wartaekonomi.co.id, Jumat, (11/6/21).
Fahri pun menilai 75 pegawai yang tak lolos TWK ini lambat laun akan berakhir. Fahri mengatakan polemik ini menjadi rangkaian fase kisruh di lembaga antirasuah tersebut.
“Sudah lah, kalau menurut saya ini menjadi fase akhir. Jadi biarkan saja, ini akan berlalu karena negara harus terkonsolidasi,” terang Wakil Ketua Umum Partai Gelora itu.
Menurut Fahri, semua lembaga juga pegawainya harus ada ASN. Ia mencontohkan di DPR, Polri, dan kejaksaan, semua itu harus ASN. Kemudian Fahri mempertanyakan alasan di KPK tidak boleh pegawainya ASN.
“Oh itu supaya independen. Kalau memang begitu, semua bikin independen aja. Polisi, jaksa, dan BIN bikin sendiri. Apa enggak kacau republik? Pegawainya boleh demo. Sedikit-sedikit demo,” ucap Fahri.
Lantas Fahri menyindir aksi pegawai KPK yang sering demo di depan kantornya.
“Kalau ada pimpinannya yang dipersoalkan secara hukum, undang lawyer dan membuat demo depan kantornya. Loh, katanya conflict of interest, tapi kelakuannya begitu. Menjadikan kantor pemerintahan sebagai tempat perjuangan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Fahri menyatakan pegawai KPK yang sudah dilantik menjadi ASN itu kini sudah bekerja. Ia pun mengaku meyakini proses penegakan hukum sudah berjalan.
“Karena 1.271 (pegawai) itu sudah bekerja dan yang 75 orang itu penyidiknya cuma 9, dan yang lain itu kerja-kerja yang banyak lah. Saya dengar sudah selesai di dalam, artinya penegakan hukumnya mulai,” tuturnya.
Seperti diketahui, dari 75 pegawai KPK yang tak lolos TWK, terdapat nama penyidik Novel Baswedan hingga eks Direktur Sosialisasi dan Kampanye Anti-Korupsi Giri Suprapdiono. Kini mereka dinonaktifkan dari tugas dan kewajibannya.