TIKTAK.ID – Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengomentari pernyataan politikus Fahri Hamzah yang menyebut Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) adalah koalisi bohong-bohongan. Kedua parpol itu termasuk anggota koalisi KIB bersama Partai Amanat Nasional (PAN).
Menurut Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily, apa yang disampaikan oleh Fahri Hamzah merupakan cara pikir klasik yang berpandangan pada pragmatisme.
“Fahri Hamzah itu tidak mengerti soal Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Cara pandang politik dia (Fahri Hamzah) masih konvensional dan cenderung kuno, bahwa koalisi hanya disatukan karena figur yang populer dan duit,” ungkap Ace, Kamis (28/7/22), seperti dilansir Sindonews.com.
Baca juga : Pengamat Prediksi Duet Anies-AHY Bakal Jadi Primadona di 2024
Ace mengatakan pola pikir Fahri Hamzah dalam menilai perpolitikan Indonesia mencerminkan kalau dirinya bukan seorang aktivis yang idealis. Dia lantas menyinggung terbentuknya Partai Gelora, parpol Fahri Hamzah bernaung saat ini.
“Saya ambil contoh dari partai yang didirikannya, Partai Gelora, apakah partai itu dimulai dari tokoh-tokoh yang populer, kemudian membuat partai? Kan tidak, pasti dimulai dari kesamaan gagasan perjuangan dan chemistry yang sama,” ucap Ace.
Ace menyatakan KIB diinisiasi lantaran adanya kesamaan gagasan dan ide karena chemistry yang sama.
Baca juga : Anwar Abbas Tak Akan Turuti Permintaan Ma’ruf Amin Soal MUI Dilarang Urusi Pilpres
“Kita sebagai parpol sudah memenuhi untuk mencalonkan Capres. Mengenai figur ya dibahas bersama, meski Golkar sendiri menginginkan Pak Airlangga Hartarto sebagai Capres,” ujar Ace.
Ace pun mengimbau Fahri agar fokus saja memikirkan bagaimana partai yang didirikannya dapat lolos untuk mengikuti Pemilu.
“Kalau kami, tidak perlu lagi berpikir untuk mengikuti Pemilu, kita sudah bicara mengenai Capres,” jelas Ace.
Senada dengan Ace, Ketua DPP PPP Ahmad Baidowi meminta Fahri Hamzah untuk tidak mengurusi partai politik lainnya dan fokus pada partai yang menjadi benderanya saat ini.
Baca juga : Ahok Putuskan Bakal Laporkan Pengacara Brigadir J Minggu Depan
“Itu bentuk-bentuk seperti politisi frustrasi, ikut campur urusan partai lain. Fokus saja (Partai) Gelora untuk lolos Pemilu, tak perlu ngurusin partai lain,” tegas Baidowi.
Baidowi menjelaskan, seharusnya sebagai politisi senior, Fahri Hamzah bisa memahami perundang-undangan otonomi partai politik.
“Kita politisi yang berakhlak, taat pada fatsun politik, ketentuan perundang-undangan juga sudah jelas kalau setiap parpol memiliki hak otonom,” sambungnya.