
TIKTAK.ID – Mantan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, diketahui membuat polling atau jajak pendapat di akun Twitternya terkait calon beken tanpa partai dan partai tanpa calon beken. Hingga pukul 13.00 WIB, polling itu memperoleh 23 likes, 4 retweet, dan 5 Tweet kutipan.
“Ada dua rasa kasihan kita, kamu paling kasihan kepada siapa? Calon beken tanpa partai atau partai tanpa calon yang beken,” cuit Fahri Hamzah melalui akun Twitternya @Fahrihamzah, pada Rabu (21/9/22).
Ternyata hasilnya, terdapat sebanyak 50,6% warganet menjawab kasihan dengan calon beken tanpa partai. Kemudian yang menjawab kasihan dengan partai tanpa calon beken hanya 49,4%.
Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia tersebut lantas mengonfirmasi kalau polling ini terkait Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Baca juga : Cara Bobby dan Gibran Merespons Instruksi Jokowi soal Mobil Dinas Listrik
“Polling tersebut menggambarkan situasi riil elite kita sekarang, yang intinya adalah bingung. Jika dilihat hasilnya, rakyat juga jadi bingung mau kasihan dengan calon beken yang enggak punya partai atau partai yang enggak punya calon beken. Semua bingung, sehingga dalam kebingungan ini ada permasalahan sistem yang harus diperbaiki,” ujar Fahri Hamzah, seperti dilansir SINDOnews, pada Rabu (21/9/22).
Sebelumnya, Fahri Hamzah sempat menyindir sikap publik yang meributkan seorang politikus, padahal belum mengantongi “tiket” Pilpres 2024. Dengan gaya guyon sarkas, pria berusia 50 tahun ini mengaku prihatin bila setelah semua kegaduhan yang ada, ternyata ujungnya sang aktor politik yang dimaksud justru tidak dapat maju mencalonkan diri.
“Orang belum punya tiket, tapi kalian sudah ribut, kan kasian kalau enggak dapat,” terang Fahri, mengutip Pikiran-Rakyat.com pada Rabu (21/9/22).
Baca juga : Bantah Klaim AHY, Pengamat: Pembangunan Era Jokowi Alami ‘Lompatan Besar’
Namun Fahri mengklaim cuitan itu tidak menyasar spesifik pada suatu kelompok atau pihak. Dia menegaskan, lebih ingin mengomentari sistem nominasi yang dianggap keliru. Fahri menjelaskan, cuitan itu dimaksudkan untuk siapa saja yang meributkan tokoh Capres, padahal belum tentu diusung oleh suatu partai politik (Parpol).
“Siapapun. Pertengkaran antara para calon yang belum memiliki tiket ini bersumber dari kesalahan sistem nominasi yang tidak demokratis,” tutur Fahri.