TIKTAK.ID – Facebook diketahui telah mulai menguji fitur antarmuka baru. Fitur tersebut akan memberikan notifikasi kepada pengguna untuk membuka tautan terlebih dahulu sebelum diunggah ulang dengan akun mereka.
Facebook mengakui saat ini tengah mencoba melihat fitur notifikasi tersebut apakah bisa mempromosikan lebih banyak informasi atau tidak. Melalui tampilan antarmukanya, Facebook akan memberikan peringatan bagi pengguna agar membuka dulu tautannya untuk dibaca, sebelum mereka membagikan ulang tautan tersebut.
“Berbagi artikel tanpa membacanya mungkin berarti kehilangan fakta-fakta kunci,” tulis peringatan tersebut.
Nantinya pengguna bakal diberikan dulu pilihan. Pengguna bisa membuka artikel itu terlebih dahulu atau mengunggah ulang seperti biasa.
Facebook berharap dengan adanya tambahan fitur ini, pengguna akan memikirkan kembali tujuan asli mereka untuk membagikan jenis konten yang kemungkinan menghasut. Hal itu karena ada banyak konten menghasut pada platform Facebook.
Untuk diketahui, notifikasi ini mirip dengan fitur milik Twitter yang sudah diuji sejak September silam.
Usai berbulan-bulan melakukan pengujian, Twitter menemukan bahwa fitur itu sebagian besar telah berhasil membuat lebih banyak orang mau membaca artikel terlebih dahulu sebelum men-tweet kembali.
Bahkan dalam beberapa kasus, Twitter mengklaim permintaan tersebut juga membuat beberapa orang memilih untuk tidak me-retweet sama sekali.
Seperti dikutip detikINET dari Engadget, Selasa (11/5/21), di masa pandemi Covid-19, Facebook sebenarnya sudah menerapkan fitur itu, dan pengguna akan diminta untuk mempertimbangkan kembali sebelum membagikan artikel lama dan terkait Covid-19.
Fitur tersebut berupa pesan pop-up untuk memperingatkan pengguna sebelum mereka membagikan konten yang sudah “berusia” lebih dari 90 hari.
Langkah tersebut dalam upaya untuk mengurangi cerita menyesatkan yang diambil dari konteks aslinya.
Tak lama setelahnya, Facebook kembali meluncurkan pesan pop-up serupa, yang mencatat tanggal dan sumber tautan apa pun yang mereka bagikan terkait dengan Covid-19.
Menurut Facebook, langkah tersebut merupakan strategi yang menunjukkan preferensi Facebook untuk mendorong penggunanya terhindar dari informasi yang salah. Dengan begitu, pengguna bisa mencari sumber berita yang telah terverifikasi, layaknya berita mengenai Covid-19 dan Pemilu Amerika Serikat 2020.