
TIKTAK.ID – Polisi menembak seorang pria yang melakukan serangan penikaman di sebuah hotel di pusat kota Glasgow, Scotlandia, hingga tewas, tulis BBC, Jumat (26/6/20).
Pria itu menikam dan melukai enam orang termasuk seorang polisi berusia 42 tahun. Semua korban langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Polisi yang terluka itu dilaporkan dalam kondisi kritis namun tetap stabil.
Namun, Polisi mengatakan bahwa insiden itu tidak ditanganani sebagai tindakan terorisme. Seorang juru bicara polisi mengatakan situasinya “terkendali” dan tidak ada bahaya yang mengancam masyarakat umum.
Menteri Utama Scotlandia, Nicola Sturgeon mengatakan laporan insiden itu benar-benar mengerikan dan dia akan memperbarui informasi ketika situasinya menjadi lebih jelas.
Dia menambahkan, “Pikiranku ada pada semua orang yang terlibat. Cedera seorang perwira polisi, tentu saja, mengingatkan kita akan keberanian dinas kepolisian kita. Mereka lari menuju bahaya karena kita semua akan melarikan diri.”
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengatakan sangat sedih dengan insiden mengerikan di Glasgow itu.
Asisten Kepala Polisi Skotlandia, Steve Johnson mendesak orang-orang untuk sementara menghindari daerah itu.
Dia mengatakan, “Petugas berada di tempat kejadian dalam waktu dua menit, dan petugas bersenjata tak lama setelah itu, dan insiden itu dengan cepat bisa terkendali.”
Asisten Kepala Polisi menambahkan, “Orang yang ditembak polisi telah meninggal.”
“Enam orang lainnya segera dibawa ke rumah sakit untuk perawatan luka-luka mereka termasuk seorang polisi, yang berada dalam kondisi kritis tetapi stabil.”
“Pikiran kami bersama keluarga mereka yang terluka, termasuk petugas kami.”
“Insiden itu tidak diperlakukan sebagai terorisme dan penyelidikan kami berlanjut sesuai kondisi.”
Pekan yang lalu peristiwa serupa terjadi di kota Reading, Inggris. Pada Minggu itu seorang pria menikam enam orang di sebuah taman di kota Reading hingga mengakibatkan tiga orang tewas dan tiga lainnya luka-luka. Pelaku kemudian tewas di tangan polisi.
Mulanya kepolisian Inggris menyatakan bahwa insiden itu sebagai tindakan kriminal biasa, namun beberapa jam kemudian mereka meralat dan menyebutnya sebagai sebuah serangan terorisme.