
TIKTAK.ID – Perkumpulan Kader Bangsa bersama dengan Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) diketahui telah melakukan survei nasional bertajuk “Sumber Kepemimpinan Nasional Menuju 2024”. Hasilnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto mempunyai elektabilitas kandidat Presiden paling tinggi untuk Pemilu 2024.
Elektabilitas tersebut didapatkan dari pertanyaan, “Jika Pemilihan Presiden dilakukan saat ini, dari nama-nama berikut ini, siapa yang akan anda pilih menjadi Presiden Republik Indonesia?”
Dari hasil pertanyaan itu, terdapat lima nama tertinggi yang dijagokan untuk menjadi kandidat Presiden di 2024. Pertama, Anies Baswedan dengan persentase 17,01%, Prabowo 14,31%, Gubernur Jawa tengah Ganjar Pranowo 11,25%, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno 6,87%, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 5,86%.
“Anies Baswedan menjadi sosok kandidat calon presiden 2024 teratas dalam survei ini, kemudian disusul Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo,” ujar Peneliti ARSC Bagus Balghi dalam jumpa pers virtual, Jakarta, Sabtu (22/5/21), seperti dilansir Sindonews.com.
Meski begitu, sebanyak 60,66 responden mengaku masih bisa mengubah pilihannya (Swing Voters), dan 31,82% teguh dengan pilihannya. Sedangkan 5,95% responden menjawab tidak tahu, dan 1,57% tidak menjawab.
Menurut Bagus, survei tersebut juga menunjukkan fakta bahwa Prabowo Subianto dan Anies Baswedan juga menjadi pihak yang paling tidak diharapkan menjadi Presiden di Pemilu mendatang. Ia memaparkan, 14,98% koresponden tidak menginginkan Prabowo dan 12,91% tidak menginginkan Anies Baswedan menjadi Presiden.
Setelah itu, di peringkat ketiga ada nama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono 5,55%. Di peringkat keempat Ketua DPR Puan Maharani 5,30% dan peringkat kelima Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto 2,73%.
“Publik juga menunjukkan resistensi terhadap Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Keduanya merupakan yang tertinggi tidak diharapkan menjadi Presiden 2024 (tingkat resistensi tinggi),” terang Bagus.
“Sementara Capres yang memiliki resistensi kecil adalah Ganjar Pranowo, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Menteri BUMN Erick Tohir,” imbuhnya.