TIKTAK.ID – Polisi mengungkap motif aktor Dwi Sasono menggunakan ganja untuk mengisi kekosongan waktu di tengah pandemi Covid-19. Hal itu disampaikan Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus.
“Motif yang dia sampaikan ke penyidik yang pertama, yaitu mengisi kekosongan waktu, tersangka ini susah tidur beberapa bulan. Akibat adanya pandemi Covid-19 sehingga diam di rumah, dia memanfaatkan waktu melakukan hal yang salah,” ujar Yusri di Polres Jakarta Selatan, seperti dilansir Detik.com, Senin (1/6/20).
Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, kata Yusri, Dwi Sasono sudah menggunakan ganja selama satu bulan.
Mengutip detikcom, ada beberapa efek yang bisa ditimbulkan ganja pada otak, yaitu:
1. Gejala psikosis
Beberapa studi menghubungkan penggunaan ganja dengan adanya peningkatan kejadian psikosis, istilah medis untuk kumpulan gejala hilangnya persepsi dengan dunia nyata. Contohnya adalah halusinasi atau paranoia.
Melalui analisis yang dipublikasi di jurnal Schizophrenia Bulletin, peneliti melihat 67 ribu orang dan menemukan mereka yang rutin menggunakan ganja lebih mungkin untuk didiagnosa dengan kondisi kesehatan mental. Satu kondisi yang disebutkan adalah schizophrenia.
2. Mempengaruhi IQ
Studi terbaru yang diterbitkan di Jurnal JAMA Internal Medicine menyebut kebiasaan menghisap ganja saat remaja membuat otak melemah di hari tua. Imbasnya, kemampuan mengingat dan kecepatan berpikir otak semakin menurun.
“Studi dilakukan kepada semua kalangan, baik pria dan wanita, kulit hitam dan putih, pendidikan tinggi dan rendah. Hasilnya sama, yakni penggunaan ganja saat remaja akan berdampak pada otak di kala tua,” terang Dr Reto Auer yang melakukan penelitian, dikutip dari CNN.
3. Perubahan volume otak
Penggunaan ganja dalam jangka panjang kemungkinan dapat mengubah volume otak, seperti yang disebut dalam studi tahun 2014 di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.
4. Pengaruhi sistem reward otak
Sistem reward otak merupakan bagian yang mengatur respons rasa senang, puas, dan keinginan seseorang terhadap sesuatu. Misalnya rasa senang ketika mengonsumsi coklat, mendapat pujian, dan lainnya.
Dalam hal ini, ganja memengaruhi sistem reward otak cukup besar. Pada hasil pemindaian otak pada partisipan yang telah menggunakan ganja selama rata-rata 12 tahun, memperlihatkan aktivitas sistem yang lebih besar dibandingkan dengan orang lain umumnya ketika melihat hal yang berhubungan dengan ganja.