TIKTAK.ID – Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) Ahmad Hadian Lukita, buka suara terkait dugaan rasialisme suporter Persikota Tangerang kepada Belitong FC di Liga 3. Lukita mengatakan bahwa rasialisme tidak boleh terjadi di liga sepak bola mana pun.
Bahkan Lukita menyebut perilaku rasialisme tersebut dapat ditindak tegas jika ada laporan kepada PT LIB yang bisa dilanjutkan ke Komisi Disiplin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
“Rasialisme di liga mana pun dilarang, dan kalau yang membuat [tindakan] rasial itu bisa dilaporkan ke Komisi Disiplin,” terang Lukita melalui pesan singkat, seperti dilansir CNNIndonesia.com, pada Kamis (24/2/22).
Kemudian Lukita memastikan bila ada kasus rasialisme dalam bentuk apa pun di berbagai level Liga Indonesia, maka akan langsung ditindak tegas dan diserahkan ke pihak yang berwenang, guna melakukan investigasi dan menjatuhkan sanksi.
“Jika ada laporan ke LIB pasti akan dilaporkan ke Komdis PSSI,” ujar Lukita.
Untuk diketahui, dalam laga ketiga Grup Q babak 32 besar Liga 3 2021 antara Persikota Tangerang vs Belitong FC pada Rabu (23/2/22), diduga diwarnai kasus rasialisme terhadap pemain di lapangan.
Lantas dalam video yang beredar di media sosial, pelatih Belitong FC Ardiles Rumbiak menyayangkan tindakan diskriminatif dalam pertandingan tersebut. Dia pun mendesak pelaku tindakan rasialisme agar segara meminta maaf.
“Saya sangat kecewa terhadap seluruh pendukung dan pemain Persikota Tangerang. Saya melihat dengan mata-kepala sendiri. Mereka bilang kita monyet, lalu mengeluarkan suara yang menyerupai itu,” ucap Ardiles melalui konferensi pers setelah pertandingan.
“Saya sangat kecewa, nama besar Papua tercoreng dengan adanya tindakan rasialisme ini. Kekalahan ini saya terima. Tapi tolong hentikan rasialisme di Indonesia,” imbuh Ardiles.
Ardiles menjelaskan, pemain yang menjadi korban rasialisme adalah Valdo Wally. Dia menyatakan bahwa pihaknya bakal segera mengirimkan surat kepada PSSI selaku penyelenggara Liga 3 atas adanya aksi rasialisme tersebut.
“Pasti saya buat (surat untuk PSSI), atas nama pribadi, karena ini sudah menyangkut harkat dan martabat orang Papua,” tegas Ardiles.