TIKTAK.ID – Budayawan Emha Ainun Nadjib atau yang akrab disapa Cak Nun mengatakan bahwa presiden saat ini belumlah tepat karena Indonesia hingga kini belum bisa mewujudkan kebesarannya.
“Jangan marah, saya tidak mengatakan salah atau jelek, namun belum tepat. Itu sudah benar, tapi belum tepat,” ujar Cak Nun dalam Ramadan Mubarak PDIP yang disiarkan secara daring lewat akun YouTube PDIP, Minggu (10/4/22), seperti dilansir Sindonews.com.
Cak Nun pun sempat menyebut Bangsa Indonesia sudah punya kesadaran sejarah hingga 18 tingkat. Dia menilai hal ini diutarakan oleh Bung Karno dalam istilah “jas merah” sehingga sejarah akan selalu diingat sampai 18 generasi.
Baca juga : Jokowi Minta Anggaran Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 Segera Diketok Palu, Tak Jadi Ditunda?
“Wahai Amerika, Rusia, dan negara-negara yang merasa kuat serta adikuasa, jangan pikir kalian benar-benar berkuasa. Sebab, kami adalah bangsa dengan peradaban yang punya skala waktu 18 generasi, sehingga ilmu dan manajemen kita akan jauh melebihi kalian semua, hanya masalahnya belum tepat presidennya, gitu aja,” ucap Cak Nun.
Cak Nun mengklaim setelah tahun 2024, Indonesia bakal mengalami revolusi besar-besaran dari dalam diri bangsa dan bukan untuk menjatuhkan presiden dan penguasa.
“Revolusi yang akan dipimpin oleh para presiden dan sesepuh lainnya yang akan memimpin kesadaran baru serta kelahiran kembali bangsa Indonesia,” tutur Cak Nun.
Baca juga : Jokowi Umumkan Pemilu Tetap 2024, PDIP: Di Mana Batang Hidung Menko yang Sok Berkuasa?
Lebih lanjut, Cak Nun mengajak masyarakat untuk sama-sama memiliki rasa pengayoman dan toleransi satu sama lain. Dia mengaku kedatangannya di markas PDIP, bukan berarti dalam rangka mendukung partai besutan Megawati Soekarnoputri tersebut.
“Tadi kan saya sudah bilang, kalau saya masuk kandang banteng, apakah saya juga menjadi banteng? Apakah bantengnya menjadi saya? Tidak juga kan? Gitu ya Bu ya? Masa Mbak Puan menjadi banteng, ngawur ae,” kelakar Cak Nun kepada Ketua DPR, Puan Maharani yang duduk di sampingnya.
“Jadi kalau saya masuk PDIP, walaupun yang mengundang itu Bu Megawati pribadi dan juga sebagai tokoh nasional, apakah saya jadi pro PDI? Saya itu pro kesejahteraan rakyat Indonesia. Saya ingin menemani PDIP atau siapa pun kelompok lain sepanjang mereka berjuang untuk seluruh rakyat Indonesia, jelas ya,” sambung Cak Nun.