TIKTAK.ID – Dua anggota Blok Politik Pelajar (BPP) diketahui telah menjadi sasaran kejahatan digital doxing hingga mendapat ancaman pembunuhan, karena dituding sebagai dalang ajakan demonstrasi “Jokowi End Game”.
Sejumlah informasi pribadi milik salah satu aktivis, Miftahul Choir, seperti nomor telepon dan alamat rumah, disebarluaskan di media sosial melalui sebuah poster. Dalam poster itu tertulis, “Daftar Pencarian Orang”.
Miftah mengklaim baru mengetahui ada tindakan doxing terhadap dirinya pada Sabtu (24/7/21) lalu, sekitar pukul 12.30 WIB dari unggahan Instagram yang me-mention akunnya. Ketika itu, Miftah mengatakan ada banyak direct messege yang masuk. Oleh sebab itu, Miftah segera menonaktifkan sejumlah akun media sosialnya.
Baca juga : Rocky Gerung dan Epidemiolog UI Kritik Jokowi: Blusukan itu Lagu Lama
“Habis itu langsung matiin Twitter, Instagram, dan Gojek,” ujar Miftah, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Rabu (28/7/21).
Meski begitu, ia tetap mendapat banyak teror dan chat yang masuk ke akun Whatsappnya. Ia pun mengaku memperoleh banyak panggilan dari nomor tak dikenal. Bahkan ia mendapatkan chat berisi ancaman pembunuhan hingga ancaman bakal didatangi rumahnya. Miftah mengatakan teror tersebut berlangsung hingga Minggu (25/7/21).
“Ada beberapa yang ancaman pembunuhan, ada yang ancam bakal datang ke rumah, dan ada yang hanya bertanya, ‘Ini DPO ya?’ Ada juga yang nanyain ke mana logistik yang diduga saya bawa kabur,” ungkap Miftah.
Baca juga : Diperpanjang Lagi Sampai 2 Agustus, Ini Sederet Aturan Baru PPKM Level 3 dan 4
Ponsel ayah Miftah pun tidak luput menjadi sasaran. Ayahnya mendapatkan panggilan dari nomor tidak dikenal, yang meminta agar ia menyerahkan anaknya.
“Ayah saya sendiri kena doxing juga, ada beberapa panggilan kepada ayah saya yang bersifat ancaman,” terang Miftah.
Lebih lanjut, informasi terkait DPO Miftah turut tersiar hingga ke pihak RT setempat. Kemudian Ketua RT mendatangi ayah Miftah, sehingga membuat keluarganya merasa terancam.
Baca juga : BIN Lacak Provokator ‘Jokowi End Game’ yang Tuntut Presiden Mundur
Rumah Miftah juga didatangi polisi dari Polres Bogor dua kali. Pada kedatangan pertama, polisi mengonfirmasi informasi pribadi Miftah yang didoxing di media sosial. Setelah itu, polisi menanyakan apakah Miftah menjadi dalang seruan demo “Jokowi End Game”.
“Mereka datang hanya konfirmasi itu, dan saya berkata jujur kalau saya tidak terlibat Jokowi End Game,” tegas Miftah.