
TIKTAK.ID – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) buka suara terkait kabar rencana perombakan direksi PT Pertamina (Persero). Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga membenarkan akan ada perombakan direksi Pertamina.
“Perombakannya tunggu saja, tapi nggak banyak lah. Ada sedikit-sedikit kalaupun ada, kita lihat saja nanti,” ujar Arya setelah mendampingi Menteri BUMN Erick Thohir melakukan kunjungan ke Posko Masak Satgas Covid-19, Jakarta, seperti dilansir Detik.com, Sabtu (6/6/20).
Ketika ditanya apakah Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok akan menjadi Dirut Pertamina, Arya membantah hal itu. Menurutnya, hingga saat ini nama Ahok masih tercatat sebagai Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina.
Baca juga : Soal Pemutusan Listrik dan Air Penghuni Apartemen di DKI, Anies Bisa Apa?
“Sampai hari ini, kita belum ada masuk nama Ahok sebagai eksekutif di PT Pertamina,” terang Arya.
Meski begitu, Arya enggan membeberkan kapan direksi Pertamina ini akan dirombak. Ia hanya meminta semua pihak untuk menunggu.
“Kita tunggu saja ya,” sergahnya.
Lebih lanjut, Arya juga membantah keputusan perombakan jajaran direksi berbagai BUMN Karya dipicu oleh kinerja buruk pihak manajemen. Ia menjelaskan, keuangan perusahaan baik-baik saja, namun hanya membutuhkan regenerasi.
Baca juga : Erick Thohir Tunggu Dukungan Jokowi untuk Bubarkan Sejumlah BUMN ‘Hantu’
Sebelumnya, Erick memutuskan merombak susunan direksi dan komisaris PT Hutama Karya. Mengutip CNNIndonesia.com, dalam perombakan itu, Erick berencana melengserkan bos PT Hutama Karya (Persero) Bintang Prabowo dari kursinya dan menunjuk Budi Harto sebagai penggantinya. Budi sendiri sehari sebelumnya dicopot dari posisinya sebagai Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
Tidak hanya itu, Erick menetapkan susunan komisaris Hutama Karya yang baru. Terdapat nama politisi PKB, Muhammad Lukman Edy yang diangkat menjadi Wakil Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen.
Kemudian Erick juga merombak susunan direksi dan komisaris PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Ia memutuskan mencopot Juru Bicara Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman dari posisinya sebagai Komisaris Utama Adhi Karya, dan menggantinya dengan Dody Usodo Hargo. Selain Fadjroel, terdapat tiga komisaris lainnya yang juga dicopot dari kursi komisaris, yakni Bobby A A Nazief, Wicipto Setiadi, dan Rildo Ananda Anwar.