
TIKTAK.ID – Pasca dinobatkan sebagai pemenang pemilu dan menjadi Presiden ke-46 AS oleh Dewan Pemilihan AS pada Selasa 15 Desember 2020, Joe Biden mengatakan bahwa saat ini adalah “waktu untuk membuka halaman baru”.
Dilansir BBC, pada pidatonya setelah pengumuman kemenangannya, Biden mengatakan demokrasi AS telah “ditekan, diuji, dan diancam” dan “terbukti tangguh, benar, dan kuat”.
Selain itu, dia juga mengutuk upaya Presiden Donald Trump untuk mengagalkan hasil pemilihan tersebut.
Berbicara di Delaware, Biden memuji “pria dan wanita biasa” yang menolak untuk diintimidasi, merujuk pada upaya presiden untuk mempertanyakan dan membatalkan hasil pemilu, yang melibatkan gugatan hukum yang telah ditolak oleh pengadilan di seluruh negeri.
Dia menggambarkan upaya tersebut sebagai “posisi yang sangat ekstrem yang belum pernah kami lihat sebelumnya”.
“Menghormati kemauan rakyat adalah inti dari demokrasi kita, bahkan ketika kita merasa hasil itu sulit diterima,” katanya.
“Api demokrasi sudah lama menyala di negara ini,” tambahnya. “Dan kami tahu bahwa tidak ada bahkan pandemi atau penyalahgunaan kekuasaan pun dapat memadamkan api itu.”
Biden mengatakan sudah waktunya untuk “membuka halaman baru, seperti yang telah kita lakukan sepanjang sejarah kita, untuk bersatu, untuk menyembuhkan”.
Tetapi dia memperingatkan bahwa, dengan pandemi virus Corona yang terus melanda AS, akan ada masa sulit berbulan-bulan ke depan.
“Ada pekerjaan mendesak di depan kami,” katanya. “Mengendalikan pandemi ini dan membuat (warga) negara divaksinasi untuk melawan virus ini.”
Dia menekankan pentingnya bantuan ekonomi segera yang “sangat dibutuhkan oleh begitu banyak orang Amerika yang menderita hari ini” dan membangun kembali ekonomi menjadi “lebih baik dari sebelumnya”.
Kandidat dari Partai Demokrat ini memenangkan pemilihan pada 3 November lalu dengan 306 suara electoral college dibandingkan dengan kandidat dari Republik sekaligus petahana Presiden AS, Donald Trump yang memperoleh 232 suara.
Sementara itu, Presiden Trump yang selalu mengklaim memenangkan pemilihan sambil menuduh adanya kecurangan pada pemilihan 3 November itu masih tutup mulut. Tak seperti biasanya, kini Trump belum memberikan komentar terkait keputusan Dewan Pemilihan itu.