
TIKTAK.ID – Penyedia aplikasi video TikTok mengungkapkan pada Sabtu (22/8/20), bahwa pihaknya berencana menantang administrasi Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump di pengadilan terkait tuduhan ancaman keamanan nasional pada perusahaan yang dimiliki Pemerintah China itu.
Perkara TikTok mencuat ketika gesekan dua kubu ekonomi terkuat di dunia, AS dan China, memanas. Trump pun sudah menandatangani perintah eksekutif mengenai pelarangan TikTok pada 6 Agustus, yang dimiliki ByteDance asal China dalam 45 hari. Dalam perintah itu, menekan TikTok hingga berpotensi dijual ke perusahaan AS.
“Meski kami sangat tidak setuju dengan keprihatinan Pemerintah, selama nyaris setahun kami sudah berusaha terlibat dengan itikad baik memberikan solusi yang konstruktif. Tetapi yang kami temui yakni kurangnya proses hukum karena Pemerintah tidak memperhatikan fakta dan mencoba masuk dalam negosiasi bisnis swasta,” tulis TikTok dalam pernyataan resmi, seperti dilansir CNNIndonesia.com dari AFP.
“Untuk memastikan aturan hukum tidak terabaikan dan bahwa perusahaan kami dan penggunanya diperlakukan adil, kami pun tidak memiliki pilihan selain menantang perintah eksekutif melalui sistem peradilan,” terang TikTok lagi.
Rencananya, TikTok bakal mengajukan gugatan pada pekan depan.
Sebelumnya, aplikasi TikTok telah diunduh 175 juta kali di AS dan lebih dari 1 miliar di seluruh dunia. Diketahui Trump menuduh TikTok kemungkinan digunakan China untuk mendeteksi lokasi karyawan Pemerintah, membuat konten untuk pemerasan, serta melakukan spionase swasta.
Menanggapi pernyataan Trump, TikTok menegaskan tidak pernah menyediakan data pengguna di AS untuk Pemerintah China. Kemudian China ikut mengecam tindakan Trump dengan mengatakannya sebagai tindakan politis.
Lebih lanjut, Kepala Departemen Luar Negeri juga menyebut TikTok dan WeChat adalah aplikasi pengiriman pesan China.
“Mereka memasukkan data secara langsung ke Partai Komunis China,” tudingnya.
Sedangkan dalam wawancara terpisah, Menteri Keuangan Steve Mnuchin menjelaskan, “kami tidak memelihara TikTok dalam bentuk saat ini”.
Sikap AS tersebut makin mengemuka menjelang Pilpres pada 3 November. Trump sendiri semakin keras menyuarakan pesan anti-China. Ia akan bersaing dengan Joe Biden dalam Pilpres AS mendatang.
Sementara itu, Microsoft dan Oracle disebut sebagai perusahaan yang berpotensi mengambil alih operasi TikTok di AS.