TIKTAK.ID – Calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan nomor urut 1, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mengaku merasa difitnah, usai dikaitkan dengan operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Edhy Prabowo. Rahayu menyatakan bahwa fitnah ini sengaja dilakukan untuk menjatuhkan elektabilitasnya pada Pilkada Tangsel.
“Semenjak hasil survei oleh Indikator keluar, di mana Muhamad-Saraswati unggul, saya tahu ada kemungkinan besar kami akan dilanda dengan segala upaya, demi menurunkan kredibilitas dan elektabilitas kami. Tak lama kemudian muncul berita soal Menteri KKP”, tulis keponakan Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto tersebut, melalui laman Facebook resminya, Sabtu (28/11/20).
“Saya mengetahui bahwa kemungkinan besar hal itu akan dipermainkan untuk menyerang saya dalam kontestasi politik. Strategi seperti ini memang bukan hal baru, dan sayangnya, dugaan saya ini benar,” lanjut Rahayu.
Baca juga : Imbas Kerumunan di Petamburan Berlanjut, Anies Copot Jabatan Wali Kota Jakpus
Mengenai kabar perusahaan keluarganya, PT Bima Sakti Mutiara yang memperoleh izin budi daya lobster, Sara menepis hal itu. Ia menampik adanya dugaan unsur korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Rahayu menegaskan bahwa perusahaannya telah mengikuti semua prosedur seperti halnya perusahaan-perusahaan lain. Oleh sebab itu, ia pun tak terima jika keikutsertaan perusahaannya dalam memperoleh izin ekspor benih lobster dikaitkan dengan korupsi yang menjerat Edhy.
“Kasus yang menimpa Menteri KKP yakni terkait suap yang dilakukan oleh satu PT kepadanya dan beberapa orang secara pribadi. Jadi apa hubungannya dengan perusahaan kami?” ucapnya.
Baca juga : Pentolan 212 Tersingkir, Begini Pesan Slamet Maarif ke Pengurus Baru MUI
Halaman selanjutnya…