TIKTAK.ID – Diet Okinawa atau diet tradisional Okinawa ala Jepang dikenal sebagai diet sehat yang dapat membantu menurunkan berat badan dan memperpanjang usia.
Pola makan yang berasal dari wilayah Okinawa, Jepang ini diklaim aman dilakukan jangka panjang, lantaran efeknya membantu menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Seperti dikutip CNN Indonesia dari Healthline, kawasan Okinawa menjadi bagian dari lima wilayah di dunia yang masuk zona biru. Hal itu berarti rata-rata penduduk di sana mempunyai gaya hidup sehat dan berumur panjang.
Istilah “Diet Okinawa” muncul karena terinspirasi dari gaya hidup penduduknya dengan pola makan tradisional yang mengutamakan asupan sayuran dan produk nabati.
Penduduk Okinawa memang tetap mengonsumsi protein hewani, tapi dengan jumlah yang sangat minim. Mereka pun aktif bergerak dalam kesehariannya karena banyak beraktivitas.
Manfaat paling nyata dari diet Okinawa yakni kualitas umur yang panjang, karena rata-rata penduduknya bisa hidup hingga usia mencapai 100 tahun. Berada di usia tersebut dengan kondisi fisik sehat dan prima tentu dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya gaya hidup dan lingkungan yang sehat.
Penduduk tradisional Okinawa gemar mengonsumsi makanan nabati yang tinggi antioksidan karena dianggap sebagai agen anti-inflamasi yang kuat untuk mendorong umur lebih panjang.
Selain itu, penduduk Okinawa juga jarang terkena penyakit kronis seperti diabetes, jantung, atau kanker. Hal itu karena mereka mengonsumsi sayuran tinggi serat, vitamin, mineral, dan rendah kalori, serta protein hewani. Kemudian penduduk Okinawa menyeimbangkan dengan aktivitas fisik yang cukup, sehingga terhindar dari penyakit kronis.
Perlu diketahui, orang Jepang umumnya makan nasi putih sebagai makanan pokok. Namun penduduk Okinawa sangat sedikit mengonsumsi nasi putih. Sumber kalori utama mereka berasal dari ubi jalar, biji-bijian, kacang-kacangan, dan sayuran.
Jika Anda tertarik mengikuti diet ala penduduk Okinawa, berikut ini makanan yang sebaiknya dikonsumsi.
· 60 persen sayuran, seperti ubi jalar, rumput laut, rebung, lobak, pare, kubis, wortel, labu, pepaya, dan lainnya.
· 33 persen biji-bijian, yakni gandum, nasi merah atau mi rendah kalori.
· 5 persen kedelai, seperti tahu, tempe, miso, atau edamame.
· 1 persen daging atau seafood, yaitu ikan laut atau daging tanpa lemak.
· 1 persen lainnya berupa teh, atau minuman dari rempah-rempah tradisional.