
TIKTAK.ID – Delegasi Moskow untuk PBB, Vasily Nebenzia mengatakan bahwa Rusia berusaha untuk menyelamatkan nyawa rakyat sipil di Donbass dan menghukum mereka yang bertanggung jawab atas delapan tahun genosida dan kekejaman terhadap mereka. Hal itu disampaikannya kepada Majelis Umum dalam sesi sidang yang menyerukan untuk mengecam invasi Rusia ke Ukraina.
“Pendudukan Ukraina bukan bagian dari rencana kami. Tujuan dari operasi khusus ini adalah untuk melindungi orang-orang, yang telah menjadi sasaran pelecehan dan genosida oleh rezim Kiev selama delapan tahun terakhir. Inilah mengapa perlu demiliterisasi dan de-nazifikasi Ukraina,” kata Nebenzia, seperti yang dilansir RT, Senin (28/2/22).
Ia melanjutkan, sebagai salah satu contoh “kejahatan mengerikan” yang dilakukan oleh Pemerintah di Kiev, utusan Rusia itu mengutip pembunuhan orang-orang yang memprotes kudeta yang didukung AS di Kiev, ketika 40 orang dibakar hidup-hidup di sebuah gedung di Odessa.
“Moskow berusaha untuk mengadili siapa saja yang melakukan kekejaman seperti itu, termasuk warga negara Rusia,” kata Nebenzia.
Rusia membela diri dari “rezim” yang “bercita-cita untuk mendapatkan akses ke senjata nuklir”, tambah utusan Rusia untuk PBB ini. Ia mencatat pernyataan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky tentang hal itu saat Konferensi Keamanan Munich pada 18 Februari.
Alih-alih melanggar prinsip-prinsip dasar PBB, seperti yang dituduhkan oleh para kritikus Rusia, Nebenzia berpendapat bahwa operasi militer sebenarnya memastikan prinsip utama untuk mencegah perang dunia lain.
Nebenzia mengatakan, penempatan aset militer NATO di Ukraina akan memaksa Rusia untuk mengambil tindakan yang akan menempatkan Moskow dan aliansinya “di ambang konflik”.
Sementara itu, Ukraina dan pendukung Baratnya menuduh Rusia melakukan agresi tanpa alasan dan menolak tuduhan genosida dan kekejaman di dua wilayah Donetsk dan Luhansk yang sudah delapan tahun berusaha memisahkan diri dari Ukraina.
“Semua orang tahu bahwa Rusia dan Rusia sendiri yang memulai invasi ini,” tuding Duta Besar Kiev untuk PBB, Sergiy Kyslytsya.
Majelis Umum PBB bertemu atas permintaan AS, yang pekan lalu mengajukan resolusi bersama dengan Albania untuk mengutuk langkah Rusia di Dewan Keamanan PBB, yang diveto oleh Moskow.