TIKTAK.ID – Seorang pria bersenjata menembak mati dua orang dan melukai dua lainnya dalam tragedi penembakan di provinsi British Columbia, Kanada, kata polisi setempat.
Peringatan darurat tak lama dikeluarkan setelah pukul 06:00 waktu setempat untuk memperingatkan “beberapa insiden penembakan” di pusat kota Langley, sebuah kota sekitar 25 mil sebelah timur Vancouver.
Polisi mengonfirmasi satu-satunya tersangka telah ditembak mati di lokasi kejadian.
Pelaku diyakini telah menargetkan orang-orang tunawisma di daerah tersebut.
Identitas tersangka dan korbannya tidak akan diidentifikasi secara publik sampai polisi memberi tahu keluarga terdekat.
Jubir Tim Investigasi Pembunuhan Terpadu, Sersan David Lee mengatakan rangkaian insiden dimulai pada tengah malam dan berlanjut hingga dini hari.
Dia mengatakan penyerang adalah individu yang dikenal polisi, tetapi “terlalu dini” dan kasus ini masih dalam penyelidikan untuk mengidentifikasi motif.
Di antara yang terluka, seorang wanita dalam kondisi kritis sementara seorang pria menderita luka serius di kakinya. Keduanya telah dibawa ke Rumah Sakit Langley Memorial.
Sebelumnya pada Senin, polisi mengeluarkan peringatan layanan publik kepada penduduk Langley -untuk kedua kalinya- tentang “beberapa laporan tembakan” di pusat kota-kota serta kota tetangganya.
Penyelidik pembunuhan dikirim ke tempat kejadian, dan polisi terlihat mendirikan tenda forensik di dekat kendaraan putih yang plat nomornya ditutup karton.
Sebuah SUV hitam tanpa tanda yang penuh dengan lubang peluru juga terlihat di dekat lokasi penembakan.
Polisi mengatakan pria bersenjata itu juga tampaknya telah menembak ke gedung-gedung di sekitar yang ditutup dan tidak berpenghuni pada saat itu.
“Kami mengalami tragedi pagi ini di lingkungan kami,” kata Wali Kota Val van den Broek pada konferensi pers.
Dia mengklaim masalah tunawisma lebih buruk di British Columbia daripada provinsi lain, menyerukan pejabat terpilih di semua tingkatan untuk “melakukan lebih banyak hal” guna mengatasinya.
Advokat tunawisma lokal, Kim Snow mengatakan kepada outlet Global News bahwa para korban adalah “jiwa yang menderita”.
“Mereka hanya orang-orang yang membutuhkan tempat tinggal,” katanya. “Mereka membutuhkan peluang. Mereka tidak berada di jalan karena pilihannya.”