
TIKTAK.ID – Serangan udara Amerika Serikat (AS) di Bandara Internasional Baghdad, Irak, menewaskan petinggi Garda Revolusi Iran, Letnan Jenderal Qassem Soleimani, yang juga Komandan Pasukan Quds. Akibat serangan itu, hubungan antara Amerika dan Iran makin meruncing. Dunia pun sudah dihadapkan dengan ancaman meletusnya Perang Dunia Ketiga atau World War III.
Ekonom Institute for Development of Economics & Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara menyatakan jika benar Perang Dunia Ketiga meletus karena peristiwa tersebut, perekonomian Indonesia terancam.
Mengacu proyeksi ekonomi dalam APBN 2020, harga minyak diprediksi US$ 63 per barel. Harga minyak yang sudah melampaui prediksi APBN 2020 ini tentu bisa meningkatkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), terutama yang non-subsidi.
Baca juga: Bila Perang Dunia III Jadi Meletus, Inilah Negara-Negara Paling Aman Ditinggali
“Dampak ketegangan AS dan Iran paling cepat dirasakan ke harga minyak mentah dunia,” ujar Bhima dilansir Detik.com, Minggu (5/1/20).
Pasca pembunuhan Qassem, minyak brent melonjak 3,6% ke level US$ 68,60 per barel pada Jumat (3/1/20). Minyak berjangka AS juga naik mencapai 3,1% ke US$ 63,05 per barel. Hal itu merupakan kenaikan terbesar dalam sebulan terakhir dan harga tertinggi sejak September 2019.
Menurut Bhima, harga minyak mentah dunia meroket lebih dari 4% dan berimbas pada beban subsidi BBM dan tarif listrik yang bengkak di awal 2020. Tak hanya itu, harga BBM non-subsidi jenis Pertamax, Pertalite maupun Dex pun berisiko mengalami penyesuaian.
Halaman selanjutnya…