
TIKTAK.ID – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meluncurkan buku berjudul “Terobosan Baru Atas Perlambatan Ekonomi”, pada Sabtu (4/7/20). Dalam buku itu, ia mengungkapkan mengenai pandemi Covid-19 yang membuat semua negara bisa menuju krisis.
Sri Mulyani menulis berdasarkan pengalamannya saat menjadi Menkeu dalam dua pemerintahan Presiden, yakni era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo (Jokowi).
Sri Mulyani menjabat Menkeu era SBY pada 7 Desember 2005-20 Mei 2010 dan Menkeu era Jokowi sejak 27 Juli 2016 hingga saat ini.
Baca juga : Berapa Sih Total Nilai Kekayaan Prabowo?
“Ketika kita sibuk menjalankan institusi dan undang-undang, jangan lupa at the end fiscal policy is about economic policy. Dan ekonomi itu nggak jalan linier dan mulus, seperti yang terjadi hari ini,” ujar Sri Mulyani, seperti dilansir CNBC Indonesia.
Sri Mulyani mengatakan dalam periode 2004-2009, harga minyak dunia melonjak drastis dari yang tadinya US$ 30 per barel jadi US$ 100 per barel. Alhasil, lanjutnya, subsidi minyak yang tadinya dipatok Rp90 triliun bengkak menjadi Rp350 triliun setahun.
“Saat itu APBN kita goyang, bagaimana kita mengolahnya dan mengelolanya. Kalau kita harus membuat reform di bidang subsidi, maka masyarakat harus menanggung harga BBM yang lebih tinggi,” terangnya.
Baca juga : Dirinya Disebut Bakal Ditunjuk Jokowi Gantikan Erick Thohir, Begini Jawaban Ahok
Namun di sisi lain, Sri Mulyani menyatakan Pemerintah saat itu berupaya agar angka kemiskinan tidak naik. Ia pun menilai pilihan-pilihan tersebut jadi kesulitan yang luar biasa dalam menentukan kebijakan fiskal.
Halaman selanjutnya…