
TIKTAK.ID – Australia pada Jumat (25/2/22) mengkritik langkah China untuk mengurangi pembatasan ekspor gandum Rusia pada saat operasi militer Rusia ke Ukraina sedang berlangsung, dan menyebutnya bahwa hal itu tidak dapat diterima.
Kementerian Luar Negeri China telah menanggapi kritik Australia terhadap Beijing yang mengembangkan kerja sama perdagangan dengan Moskow, seperti yang dilansir Sputnik.
Kementerian China menekankan bahwa kolaborasi semacam itu didasarkan pada rasa saling menghormati dan manfaat, menambahkan bahwa China memiliki hubungan perdagangan yang “normal” dengan Rusia.
Pernyataan itu muncul tak lama setelah Perdana Menteri Australia, Scott Morrison menyatakan bahwa pelonggaran pembatasan ekspor gandum Rusia di tengah operasi militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina tidak dapat diterima.
“Pada saat dunia berusaha untuk memberikan sanksi tambahan pada Rusia, mereka telah melonggarkan pembatasan perdagangan gandum Rusia ke China. Jadi, pada saat Australia, bersama dengan Inggris, bersama dengan Amerika Serikat dan Eropa dan Jepang, bertindak untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Rusia, Pemerintah China menindaklanjuti pelonggaran pembatasan perdagangan dengan Rusia, dan itu sama sekali tidak dapat diterima,” kata Morrison kepada wartawan.
Pernyataan itu menyusul pertemuan Presiden Rusia, Vladimir Putin dan timpalannya dari China, Xi Jinping di Beijing pada 4 Februari lalu, saat pembukaan Olimpiade Musim Dingin 2022 di Ibu Kota China, Beijing.
Setelah pertemuan tersebut, Moskow dan Beijing mengadopsi perjanjian bilateral yang memperluas daftar dan volume gandum yang dipasok dari Rusia ke China. Secara khusus, kesepakatan tersebut memungkinkan gandum dan jelai dari seluruh Rusia dapat dikirim ke China.
Pada Kamis kemarin, Presiden Putin mengumumkan bahwa Moskow telah memulai operasi khusus untuk demiliterisasi dan de-Nazifikasi di Ukraina, menyusul permintaan dari Republik Donbass untuk membantu melindungi mereka dari Angkatan Darat Ukraina, yang telah mengintensifkan penembakan terhadap posisi dan infrastruktur LPR dan DPR atas wilayah tersebut, pada minggu lalu.
Langkah Rusia itu memicu reaksi tak senang dari AS dan sekutu Baratnya, yang kini mengintensifkan sanksi terhadap Rusia. Tahu bakal mendapat sanksi dari AS dan Barat, Putin pun berbicara kepada perwakilan terkemuka komunitas bisnis Rusia pada Kamis kemarin. Putin mengatakan bahwa situasi saat ini terjadi “dalam kondisi yang tidak standar”.
“Apa yang terjadi adalah tindakan paksa,” kata Putin tentang operasi militer di Ukraina. “Mereka tidak memberi kami kesempatan untuk melakukan sebaliknya. Risiko keamanan dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mungkin untuk merespons dengan cara lain.”
Putin mengatakan bahwa Kremlin telah menganalisis risiko geopolitik dari sanksi baru oleh Barat, tetapi tidak dapat memperkirakan semua dampak potensialnya.