TIKTAK.ID – China tak main-main memajukan industri pertahanannya, sebab dalam beberapa tahun terakhir ini saja, mereka sudah menggelontorkan ratusan miliar dolar dan menciptakan sejumlah drone canggih, sistem rudal, pesawat, kapal perang dan senjata lainnya.
Hal itu dilakukan Beijing di tengah upaya AS yang memfokuskan diri ke Asia, dan memperkuat spot-spot militernya di Kawasan Asia-Pasifik.
Media China membanggakan beberapa kemampuan canggih drone tempur China, WJ-700 Leiying (Falcon) terbaru dengan kemampuan terbang hingga ketinggian 15 ribu meter, mampu membawa rudah berat dan membuat formasi tempur seperti yang ada di film menjadi kenyataan, seperti yang dilaporkan Sputniknews, Kamis (14/10/21).
Dalam laporan saluran TV China Central Television baru-baru ini, mengungkapkan bahwa WJ-700, yang melakukan penerbangan pertamanya pada Januari 2021, mampu beroperasi secara independen atau berkoordinasi dengan drone lain.
WJ-700 dibangun oleh perusahaan milik negara, China Aerospace Science and Industry Corporation (CASIC), dan pertama kali diluncurkan di pameran udara pada akhir 2018. Falcon memiliki berat 3.500 kg, memiliki perkiraan waktu terbang hingga 20 jam, kecepatan jelajah hingga 600 km per jam, dan kemampuan untuk membawa berbagai senjata berat, termasuk rudal udara-ke-permukaan, persenjataan anti-kapal dan amunisi penghancur bunker.
Kepala perancang Ma Hongzhong mengatakan kepada CCTV bahwa drone ini memungkinkannya untuk menghindari semua pertahanan udara musuh, kecuali yang paling canggih.
“Kemampuan terbang yang tinggi juga akan menambah kekuatan dalam hal menembakkan rudal, karena mereka akan memiliki jangkauan serangan yang lebih panjang,” katanya.
Komunikasi drone dengan kontrol darat dan/atau kendaraan udara tak berawak (UAV) dan pesawat lainnya dapat dilakukan melalui satelit, serta stasiun yang berbasis di darat.
Awal tahun ini, CASIC mengatakan kepada Global Times bahwa selain kebutuhan dalam negeri, drone dapat diekspor ke luar negeri dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan.
Drone ini adalah drone pertama dengan kemampuan terbang yang sangat tinggi, kecepatan tinggi, dan daya tahan lebih lama dengan kemampuan serangan dan pengintaian dari gudang senjata China. Hanya segelintir negara lain yang telah menunjukkan kemampuan untuk membangun UAV semacam itu.
Desain monoplane adalah terobosan dari drone sebelumnya pada seri WJ, termasuk WJ-500, WJ-600 dan WJ-600A/D, yang menampilkan platform peluncuran kendaraan dan penampilan seperti rudal jelajah yang disempurnakan oleh desainer Soviet pada 1970-an dan 1980-an.
China sudah menjadi pemimpin global dalam penjualan pesawat udara tak berawak untuk aplikasi sipil dan militer. Negara Asia diperkirakan akan menguasai hampir seperempat pasar drone global pada 2024, menjaring keuntungan miliaran dolar bagi produsen dalam negeri.