
TIKTAK.ID – Putra Warren Buffett, Peter Buffet, mendapatkan warisan senilai US$ 90 ribu atau setara Rp1,3 M dari kakeknya pada 1977. Saat itu, Peter masih berusia 19 tahun.
“Saat itu harusnya saya tidak mengharapkan apa-apa lagi,” ujar Peter, seperti dilansir CNBC Internasional, Jumat (8/5/20).
Uang itu adalah duit pribadi yang ia terima dari warisan kakeknya. Namun ia dan saudara-saudaranya juga mengelola uang yang lebih banyak untuk mengurus kegiatan amal sang ayah.
Peter mengatakan ia memetik pengalaman dari kedua kakaknya yang menggunakan uang dan menghabiskannya dalam waktu singkat. Ia mengaku tidak mengikuti jejak kedua kakaknya itu.
Ketika menerima warisan, Peter memutuskan mengejar mimpinya menjadi seorang musisi. Peter pun menjual sahamnya, dan menggunakan uang tersebut untuk membeli waktu yang diperlukan untuk mencari tahu apakah dia benar-benar bisa eksis di bidang musik.
Hal pertama yang dilakukan Peter adalah keluar dari Universitas Stanford. Saat itu ia tidak memiliki petunjuk tentang bagaimana ia menjadi seorang musisi profesional, namun ia menyadari itu tidak akan terjadi dengan menghabiskan semua uangnya.
Anak bungsu Warren Buffet ini menyusun anggaran dan pindah ke San Francisco dengan hidup sangat hemat di sebuah apartemen kecil. Menurutnya, satu-satunya pemborosan yang ia lakukan adalah memperbarui dan memperluas ruang peralatan rekaman.
Peter bekerja untuk menyempurnakan keahliannya, baik sebagai pianis maupun produser musik. Dia juga menulis lagu, bereksperimen dengan suara dan teknik rekaman, serta memasang iklan baris di San Francisco Chronicle.
Suatu ketika, Peter tengah mencuci mobil tuanya, dan seorang tetangga yang sering dia lihat berhenti untuk bertanya apa yang dia lakukan untuk mencari uang. Peter menjawab, ia adalah seorang komposer yang kesulitan.
Mengutip bukunya, Life Is What You Make It, tetangga itu memperkenalkan Peter kepada menantunya, seorang animator yang membutuhkan nada iklan untuk saluran kabel yang baru dikonsep. Saluran tersebut ternyata menjadi fenomena budaya pada 1980-an, yakni MTV.
Di usia 62 tahun, Peter telah merilis lebih dari selusin album studio. Sebagian besar di zaman baru dan kategori musik ambient, bahkan ia juga mengerjakan skor film Barat, Dances with Wolves.
“Saya tidak menyesali pilihan saya itu. Saya menggunakan tabungan saya untuk membeli sesuatu yang jauh lebih berharga daripada uang, yakni membeli waktu,” tulis Peter.
Ia melanjutkan, waktu yang ia beli memungkinkannya menemukan kesuksesan dalam melakukan pekerjaan yang dia sukai.
Ia mengungkapkan, ayahnya mengajarinya bukan untuk menghasilkan uang sebanyak mungkin. Melainkan melakukan sesuatu yang disukai, dan yang membuatnya bahagia dari bangun pagi hingga tidur lagi, setiap hari.