
TIKTAK.ID – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Ahmad Fahrur Rozi, buka suara terkait unggahan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Instagram yang memamerkan kaus bertuliskan “NU Kultural Wajib Ber-PKB, Struktural Sakarepmu”.
Fahrur mengatakan bahwa warga NU tidak wajib memilih PKB dalam pemilihan umum.
“Ya, tidaklah [wajib pilih PKB], karena itu adalah pilihan hak demokrasi masing-masing,” ujar Fahrur, seperti dilansir CNN Indonesia, pada Rabu (18/5/22).
Baca juga : Tak Hanya Singapura, Ternyata UAS Pernah Ditolak di Beberapa Negara Lain
Menurut Fahrur, menggunakan kata “wajib” berarti ada konsekuensi sanksi bila hal itu tidak dijalankan. Akan tetapi, dia menegaskan warga NU bebas untuk menentukan pilihan politik masing-masing.
Fahrur menjelaskan, hingga saat ini organisasi NU masih berjalan sesuai dengan khittah atau cita-cita, yaitu menjadi organisasi keagamaan yang nyaman bagi semua warganya.
“NU tetap pada khittahnya dan harus bisa menjadi rumah besar yang nyaman bagi semua warganya sebagai ormas keagamaan,” tutur Fahrur.
Baca juga : MHA Ungkap Alasan Tolak UAS Masuk Singapura: Kerap Ajarkan Ekstremisme dan Memecah Belah
Sekadar informasi, istilah NU kultural selama ini kerap diidentikkan dengan warga atau kiai NU pada akar rumput yang menghidupkan tradisi NU. Sedangkan NU struktural dikaitkan pada warga atau kiai yang duduk di kepengurusan NU. Akan tetapi, di internal organisasi NU sendiri sebenarnya tidak ada dikotomi seperti itu secara resmi.
Sebelumnya, melalui unggahan di Instagram resminya @cakiminnow, Cak Imin mengunggah foto desain kaos bertuliskan “NU Kultural Wajib Ber-PKB, Struktural Sakarepmu”. Kemudian dalam keterangannya, Cak Imin mengklaim foto desain kaus tersebut dikirimkan oleh Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon Imam Jazuli.
Di sisi lain, pengamat dari PARA Syndicate, Virdika Rizky Utama menduga upaya Cak Imin itu sebagai upaya agar namanya terus dibicarakan.
Baca juga : KIB Dikaitkan Isu Kudeta Airlangga, Begini Bantahan Sekjen Golkar
“Cak Imin perlu mendapatkan pembicaraan dan atensi dari publik. Baik yang ia dapat itu positif maupun negatif, politikus membutuhkan sorotan itu,” terang Virdika, mengutip Kompas.tv, Rabu (17/5/22).
“Kaos bertuliskan, NU Kultural Wajib ber-PKB, Struktural-Sakarepmu. Itu sebenarnya menunjukkan kekhawatiran PKB akan hilangnya suara NU kultural,” imbuhnya.