TIKTAK.ID – Mungkin tak banyak yang tahu, Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto rupanya dihukum oleh Amerika Serikat.
Hukuman tersebut berupa larangan masuk ke negara Paman Sam itu selama 20 tahun.
Hukuman diterapkan karena tuduhan pelanggaran HAM yang telah dilakukan Prabowo di masa lalu.
Namun, baru-baru ini AS memutuskan untuk mengangkat larangan tersebut.
Mengutip South China Morning Post, AS telah menghapuskan larangan masuknya Prabowo ke negara mereka.
Tentunya, tindakan ini bukan tanpa alasan.
Juru Bicara Partai Gerindra dan Prabowo, Irawan Ronodipuro menyebutkan kepada This Week In Asia bahwa “larangan telah dicabut” dan Prabowo akan bertemu langsung dengan Menteri Pertahanan AS Mark Esper, yang dijadwalkan pada November mendatang.
Banyak ahli menganggap hal ini sebagai upaya AS untuk mengimbangi pengaruh China di Indonesia.
Irawan menyebutkan, “AS sadar Indonesia adalah sekutu strategis di Indo-Pasifik.
“Kami juga sadar peran penting yang AS mainkan dalam menjaga perdamaian dan kestabilan wilayah,” paparnya saat ditanya apa alasan larangan itu kini dicabut.
Lalu sebenarnya, di mana posisi Indonesia di antara ketegangan dua negara tersebut?
Posisi Indonesia cukup sulit, pasalnya sebagai negara terbesar di Asean, mempertahankan posisi netral pun tidak mudah untuk dilakukan.
Irawan sendiri menyebutkan Indonesia “sama-sama menghargai kerja sama militer dengan AS dan China”.
Indonesia juga tetap menerapkan politik luar negeri bebas aktif, dan akan tetap menerapkannya, lanjut Irawan.
“Kami ingin berteman dengan semua negara… saat hadapi pandemi seperti ini, kita semua harus bekerja sebagai satu kekuatan.”