
TIKTAK.ID – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan ikut angkat bicara terkait laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut Jakarta merupakan daerah dengan tingkat pengangguran tertinggi di Indonesia. Anies pun mengklaim tingkat pengangguran tinggi bukan karena tidak ada lapangan kerja, melainkan akibat kegiatan perekonomian yang berkurang.
“Karena lapangan kerja sebenarnya tersedia, tapi yang berkurang itu tingkat kegiatannya,” ujar Anies di Gedung DPRD DKI Jakarta, seperti dilansir Kompas.com, Jumat (6/11/20).
Menurut Anies, Jakarta tidak dalam posisi menciptakan lapangan kerja baru, akan tetapi mengembalikan kegiatan perekonomian yang berkurang di masa pandemi virus Corona (Covid-19). Oleh sebab itu, Anies menilai jika kondisi pandemi Covid-19 sudah terkendali, maka masyarakat bisa berkegiatan dan kembali memutar roda perekonomian.
Baca juga : Ini Penyebab Proposal Produsen Motor Tertua Dunia Royal Enfield ke Jokowi Gagal Ditindaklanjuti
“Begitu kondisinya dapat terkendali, maka kita bisa cepat berkegiatan. Tenaga kerja pun langsung kembali terserap dan perekonomian insya Allah tumbuh,” tutur mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Sebelumnya, BPS mengungkapkan pada periode Agustus 2020, pengangguran mengalami peningkatan sebanyak 2,67 juta orang. Hal itu menyebabkan jumlah keseluruhan pengangguran di Indonesia menjadi 9,77 juta orang. Kemudian dari jumlah tersebut, DKI Jakarta mendominasi dengan jumlah 10,95 persen dari total keseluruhan pengangguran yang ada di Indonesia.
Seperti diketahui, sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan, banyak perusahaan yang memangkas jam kerja karyawan, merumahkan, bahkan menerapkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Baca juga : Bagaimana Hasil Survei Tingkat Kepuasan Publik terhadap Kinerja Jokowi Terkini?
Mengutip CNBC Indonesia, di Jakarta sendiri, orang yang menyandang status sebagai buruh/karyawan/pegawai mengalami penurunan yang sangat drastis hingga 6,16 persen poin. Selain itu, pekerja di sektor formal turun 453 ribu orang dan yang bekerja di sektor informal naik nyaris 260 ribu orang.
Lebih lanjut, penurunan jumlah tenaga kerja juga dialami oleh sektor industri pengolahan yang mengalami kontraksi sebesar 1,29 persen poin pada Agustus 2020, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Selain menjadi penopang perekonomian, sektor manufaktur turut menjadi sektor yang menyerap tenaga kerja yang cukup besar, baik di skala regional DKI Jakarta maupun nasional.