TIKTAK.ID – Sedikitnya 15 orang tewas dan lebih dari 40 lainnya luka-luka dalam sebuah serangan bom mobil bunuh diri yang menargetkan gedung Pemerintah di provinsi Nangarhar, Afghanistan Timur, kata para pejabat, Sabtu (3/10/20).
Namun, ada kekhawatiran jumlah korban tewas dapat bertambah pada serangan bom di pintu masuk gedung administrasi yang juga menampung beberapa fasilitas militer di distrik Ghani Khel itu, tulis Al Jazeera.
“Bom mobil meledak di pintu masuk gedung markas distrik. Setelah itu, beberapa orang bersenjata mencoba memasuki gedung setelah serangan itu, namun mereka tewas oleh pasukan keamanan,” kata Juru Bicara Gubernur Attaullah Khogyani kepada kantor berita AFP.
“Akibatnya, 13 warga sipil termasuk satu perempuan dan empat anak tewas. Dua anggota pasukan keamanan juga tewas,” katanya.
“Empat puluh dua orang, termasuk empat anggota pasukan keamanan, terluka,” tambah Khogyani.
Juru Bicara Polisi provinsi, Farid Khan mengonfirmasi rinciannya.
Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
Kelompok bersenjata seperti ISIL (ISIS) dan Taliban telah melakukan sejumlah serangan terhadap Pemerintah Afghanistan, personel keamanan dan pertahanan nasional, serta warga sipil.
Serangan itu terjadi ketika perwakilan Pemerintah Afghanistan dan Taliban terlibat dalam negosiasi di Ibu Kota Qatar, Doha, untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama beberapa dekade.
Pembicaraan intra-Afghanistan mengikuti perjanjian Amerika Serikat-Taliban yang ditandatangani pada Februari di Doha.
Ini bukan serangan bom pertama sejak dimulainya perundingan perdamaian antara Kabul dan Taliban di Doha. Pada bulan lalu serangan bom juga terjadi di Ibu Kota Afghanistan, Kabul. Serangan bom itu menarget konvoi Wakil Presiden Afghanistan, Amrullah Saleh yang mengalami luka bakar ringan. Namun 10 orang tewas dan sedikitnya 31 orang lainnya luka-luka akibat serangan itu. Beberapa korban termasuk pengawal Wakil Presiden.
Bom itu disembunyikan di gerobak yang diletakkan di pinggir jalan dan diledakkan ketika iring-iringan mobil Wakil Presiden lewat.
Tak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan pemboman itu, bahkan Taliban dengan cepat menyangkal mereka berada di balik serangan itu.