TIKTAK.ID – Sedikitnya 13 orang tewas dalam sebuah serangan bom bunuh diri di sebuah restoran yang dipenuhi dengan pejabat dan politisi lokal di kota Beledweyne, Somalia pada Sabtu (19/2/22).
Sebagian besar yang tewas adalah warga sipil dan 20 orang lainnya terluka, kata Juru bicara polisi Dini Roble Ahmed. Ledakan itu menyebabkan “kerusakan besar”, tambahnya, seperti yang dilansir al-Jazeera.
Saksi mata mengatakan ledakan besar terjadi di area terbuka restoran Hassan Dhiif di mana orang-orang berkumpul di bawah pohon untuk makan siang.
“Saya melihat mayat beberapa orang dan saya tidak bisa menghitung berapa banyak yang terluka yang dilarikan ke rumah sakit,” kata saksi mata Mahad Osman. “Beberapa dari orang-orang ini sedang menunggu pesanan makanan mereka sambil menikmati cuaca segar saat ledakan terjadi.”
Polisi dan pejabat Pemerintah mengonfirmasi serangan restoran itu adalah akibat dari seorang pembom bunuh diri, tetapi tidak memberikan rincian jumlah korban.
Serangan itu terjadi meskipun keamanan diperketat di Beledweyne menjelang putaran pertama pemungutan suara untuk kursi parlemen di daerah pemilihan, 340km utara Ibu Kota Mogadishu.
Dua Wakil Komisaris Distrik termasuk di antara yang tewas, kata petugas polisi Mohamud Hassan. “Ini adalah serangan paling mematikan yang bisa saya ingat di kota ini.”
Menurut laporan intelijen SITE yang memantau kelompok bersenjata secara online, al-Shabab mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Kelompok tersebut, yang sering menyerang dengan target Pemerintah dan warga sipil, telah melancarkan dua serangan dalam dua minggu terakhir. al-Shabab yang terhubung dengan al-Qaeda bertujuan untuk menggulingkan Pemerintah Pusat.
Salah satu dari mereka yang tewas dalam serangan di Beledweyne adalah seorang kandidat dalam pemilihan parlemen yang sedang berlangsung, kata warga.
Pemilihan parlemen dimulai pada 1 November dan seharusnya berakhir pada 24 Desember, tetapi saat ini ternyata molor dan akan selesai pada 25 Februari.
Di bawah proses pemilihan tidak langsung Somalia, delegasi, yang termasuk tetua klan, memilih anggota majelis rendah, yang kemudian akan memilih presiden baru pada tanggal yang belum ditentukan.
Serangan oleh al-Shabab baru-baru ini dapat menghadirkan lebih banyak masalah bagi pemilihan, yang telah tertunda satu tahun.
Kebuntuan pemilihan telah mengkhawatirkan para pendukung internasional Somalia yang khawatir hal itu mengalihkan perhatian dari pertempuran melawan al-Shabab, yang telah memerangi Pemerintah Pusat yang lemah selama lebih dari satu dekade.