TIKTAK.ID – Partai Amanat Nasional (PAN) akan segera menggelar Kongres V untuk memilih Ketua Umum baru pada Maret mendatang. Sejauh ini ada empat tokoh yang dikabarkan bakal maju sebagai calon Ketua Umum.
Kandidat yang santer disebut akan maju adalah Zulkifli Hasan, Ketua Umum PAN saat ini. Padahal salah satu isu yang mencuat adalah adanya tradisi Ketua Umum PAN hanya menjabat satu periode saja. Tak terkecuali pendiri partai, Amien Rais.
Dengan majunya Zulkifli, mengemuka kabar adanya perpecahan antara dirinya dan Amien. Padahal, kedua tokoh itu mempunyai hubungan kekeluargaan yang cukup dekat. Pasalnya, putra ketiga dari Amien, Ahmad Mumtaz Rais Wiryosudarmo menikah dengan anak Zulkifli, Futri Zulya Savitri. Namun Mumtaz membantah adanya pertikaian antara Zulkifli dan Amien. Menurutnya, keluarga Amien dan Zulkifli sangat demokratis.
Baca juga: Ahok Yakin Mampu Angkat Pertamina Jadi Perusahaan Kelas Dunia
“Semua hal yang penting didiskusikan secara terbuka,” ujar Mumtaz, dilansir Wartaekonomi.co.id, Rabu (11/12/19).
Terkait isu keretakan hubungan keluarga menjelang Kongres V, Mumtaz menuturkan bahwa forum itu adalah proses yang lumrah terjadi. Dia pun meyakini kongres akan berjalan seperti sebelum-sebelumnya.
“Yang jelas saya dan istri mendukung 1000 persen apapun hasil yang terbaik nantinya,” ucap Mumtaz.
Selain itu, Mumtaz juga menanggapi Surat Keputusan (SK) Dewan Pimpinan Pusat PAN nomor 52/PILKADA/XI/2019 yang ditandatangani oleh Tim Pilkada Pusat DPP PAN. Dalam surat itu, PAN mengamanati dan menetapkan Mumtaz secara legal-formal sebagai calon kepala daerah Kabupaten Sleman dalam kontestasi Pilkada 2020.
Baca juga: Pertahankan Status ‘Jakarta Kota Persatuan’, Anies Sumbang Mesin Kremasi untuk Umat Hindu
Mumtaz mengatakan, cita-citanya sedari kecil adalah mengabdi di bidang politik. Ia mengaku ingin bisa bermanfaat bagi kota kelahirannya di Yogyakarta. Ia juga mengklaim maju sebagai calon kepala daerah Kabupaten Sleman tanpa arahan atau instruksi dari pihak manapun.
“Secara saya satu-satunya calon muda yang asli dari Sleman. Dari Sleman, oleh Sleman, dan untuk Sleman,” tegas Mumtaz.
Mumtaz juga menjelaskan, Pilkada merupakan kontestasi antar kandidat, sedangkan masyarakat Sleman menjadi stakeholders pengambil keputusan. Oleh karena itu, kata Mumtaz, pemimpin yang terpilih nantinya akan terpilih dengan proses demokratis.