
TIKTAK.ID – Bersamaan dengan wafatnya Ashraf Sinclair di Tanah Air, Komisi Pemilihan Independen (IEC) mengumumkan pada hari Selasa (18/2/20), bahwa Ashraf Ghani dinyatakan telah mengumpulkan 50,64 persen suara pada 28 September tahun lalu, mengalahkan Ketua Eksekutif Abdullah Abdullah, yang memperoleh 39,52 persen suara. Artinya, dengan perolehan suara tersebut Ashraf Ghani secara resmi terpilih kembali sebagai Presiden Afghanistan.
Namun, seperti dilansir Al-Jazeera pada Rabu (19/2/20), Abdullah menentang hasil akhir perolehan suara tersebut dan berjanji untuk membentuk pemerintahan paralelnya sendiri.
“Tim kami, berdasarkan suara bersih dan biometrik adalah pemenang dan kami menyatakan kemenangan kami. Para penipu mempermalukan sejarah dan kami mengumumkan pemerintah inklusif kami,” kata Abdullah pada konferensi pers di Ibu Kota, Kabul.
Baca juga: China Bantah Tuduhan AS terhadap Huawei
Pengumuman hasil pemilu terus tertunda sejak rencana awal pada 19 Oktober lantaran IEC mempertimbangkan masalah teknis seperti adanya tuduhan penipuan dan protes dari para kandidat.
Pada Desember 2019, IEC sudah mengumumkan hasil awal di mana Ghani memenangkan pemilihan ulang dengan selisih tipis, tetapi Abdullah menolak hasil tersebut karena dianggap sebagai penipuan dan dia meminta peninjauan penuh. Ghani menolak tuduhan itu.
Menyusul pengumuman hasil, Ghani muncul di antara para pendukung di Kabul, di mana ia menekankan pentingnya pembicaraan damai dengan Taliban.
Halaman selanjutnya…