TIKTAK.ID – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri menyoal perbuatan korupsi yang tengah terjadi di Indonesia. Hal tersebut dinyatakannya saat menyampaikan arahan sekolah partai untuk para calon Kepala Daerah asal PDIP.
Pada Juli lalu, PDIP sudah memutuskan 49 pasangan calon dan 75 pasangan calon lainnya diumumkan pada Agustus.
Presiden ke-5 Republik Indonesia tersebut melontarkan bahwa tindakan tercela itu sangat banyak dipraktikkan oleh para elite negara.
Baca juga : Gak Kira-kira, 6 Tahun Jokowi Habiskan Uang Negara 1,29 Triliun Hanya untuk Propaganda Media
“Mana ada rakyat yang mampu korupsi, yang korupsi pasti kalangan elite,” ujar Megawati dalam acara pembukaan gelombang pertama sekolah kader yang berlangsung secara daring di Jakarta, Jumat (21/8/20).
Mega mengungkapkan, seringnya tindakan korupsi itu merupakan alasan dasar yang kuat untuknya saat menyetujui pembentukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia menyatakan, komisi antirasuah itu dibentuk untuk mewujudkan disiplin seluruh pihak, khususnya bagi pihak pemimpin dan juga rakyat.
Ia menghendaki para pasangan calon Kepala Daerah agar menyatakan lagi alasan mereka melaju sebagai pemimpin wilayah. Dia mengatakan, calon yang diusung atau maju karena harta, jabatan, atau kekuasaan tak bakal dapat terpilih. Dia tak mengharapkan para Kepala Daerah yang diusung partainya terjerat kasus korupsi oleh KPK.
Baca juga : Tepis Isu Perombakan Kabinet, Jokowi Minta Menterinya Lakukan ini
“Bagaimana kalian bakal memiliki inspirasi kalau dalam pikiran kalian tak ada isinya. Saya sangat sedih jika melihat dari kalangan PDIP itu ada yang diambil oleh KPK,” terangnya.
Sekolah kader selalu dilaksanakan PDIP menuju Pilkada serentak. Para calon itu digodok materi sehubungan dengan Pancasila, kebangsaan, politik, strategi pemenangan Pilkada, serta sejarah Indonesia.
Megawati menyatakan, seluruh pasangan calon perlu memahami kepemimpinan ideologis Pancasilais. Ia meyakini seluruh calon sudah paham legitimasi kepemimpinan gaya PDIP, yakni berasal dari rakyat untuk rakyat dan dengan rakyat.
Baca juga : Tak Hanya Kritik Ibu Kota Baru, KAMI Juga Serang Prabowo
“Waktu saya berikan rekomendasi, saya kan bertanya apa maksud kalian maju jadi pemimpin daerah. Kalau sekadar demi harta, jika cuma untuk jabatan kekuasaan, saya yakin bahwa Anda tak mungkin bakal terpilih dua kali,” tegasnya.
Mega juga menyebut Wali Kota Surabaya yang terpilih dua periode, Tri Rismaharini. Ia mengakui susah mendapati sosok pemimpin selayaknya Risma yang bisa mengelola daerah yang dipimpinnya ke arah yang semakin baik.
“Jika boleh saya sebut, mencari Ibu Risma menurut saya itu menjadi beban bagi saya. Luar biasa dedikasinya menjadikan Kota Surabaya sebuah kota yang sekarang juga telah terkenal di dunia,” imbuh dia.